Tautan-tautan Akses

China akan Bersikap Defensif dalam KTT Regional di Asia


Para pemimpin negara-negara ASEAN menjelang upacara pembukaan KTT ASEAN ke-32 di Singapura, 28 April 2018. (Foto: dok).
Para pemimpin negara-negara ASEAN menjelang upacara pembukaan KTT ASEAN ke-32 di Singapura, 28 April 2018. (Foto: dok).

Negara-negara Asia Tenggara diperkirakan akan perlahan-lahan menolak pengaruh politik dan ekonomi China di kawasan mereka, dan malah berpaling ke negara-negara yang bersekutu dengan Barat, pada waktu pemimpin mereka berkumpul bulan ini.

Para kepala negara anggota ASEAN dijadwalkan bertemu satu sama lain maupun dengan para pemimpin serta pejabat senior dari China, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat di Singapura dalam KTT tahunan mereka pada 11-15 November mendatang.

Para analis memprediksi China akan memanfaatkan serangkaian pertemuan dua pihak atau pertemuan dengan sekelompok negara untuk mempromosikan proyek-proyek infrastruktur baru selama 15 tahun mendatang di Asia Tenggara yang sedang berkembang, meskipun semakin besar kekhawatiran internasional mengenai semakin dalamnya utang budi negara-negara di kawasan itu terhadap Beijing serta kemarahan atas ekspansi China di kawasan laut yang diperebutkan.

Para pemimpin Asia Tenggara akan melibatkan China pada KTT tersebut namun lebih tertarik pada proyek-proyek infrastruktur yang dipimpin Jepang dan tawaran keamanan dari sekutu-sekutu Barat dalam menghadapi ekspansi maritim China, kata para analis.

“China dapat memblokir apa yang disebut agenda tidak bersahabat dengan China tetapi ini bukan berarti China juga dapat mendesakkan agenda yang pro-China,” kata Yun Sun, peneliti senior Program Asia Timur di lembaga kajian Stimson Center yang berbasis di Washington DC. [uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG