Tautan-tautan Akses

Cek Fakta: China Tuntut AS Jelaskan Dugaan 'Rencana Hancurkan Taiwan'


A screenshot of Chinese state media website Ecns.cn.
A screenshot of Chinese state media website Ecns.cn.
Wang Wenbin

Wang Wenbin

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China

“Saya juga ingin tahu seperti apa 'rencana penghancuran Taiwan' AS. AS perlu memberikan keterangan yang jelas.”

Salah

Sejumlah unggahan tentang dugaan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana ingin “menghancurkan Taiwan” menjadi viral di platform media sosial China, Weibo, selama berhari-hari.

"Penyiar acara radio AS mengungkapkan bahwa Biden menyebutkan rencana penghancuran Taiwan,” bunyi salah satu tagar yang menjadi trending. Tagar yang disebarkan itu, terutama oleh akun media pemerintah China, berhasil meraih jumlah views sebanyak 150 juta sejak 22 Februari.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin turut mengomentari hal tersebut.

“Saya juga ingin tahu seperti apa 'rencana penghancuran Taiwan' AS. AS perlu memberikan keterangan yang jelas,” ujar Wenbin pada 24 Februari.

Sementara itu, unggahan di platform Weibo yang bertagar "China mencari penjelasan AS atas rencananya untuk menghancurkan Taiwan" berhasil meningkatkan jumlah views melebihi angka 100 juta pada 24 Februari.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

Sejumlah akun media yang dikuasai pemerintah China pada 22 Februari mulai menebarkan berita yang isinya hanya sebagai dugaan sembrono mengenai rencana AS di Taiwan. Akun-akun tersebut menyebutkan Presiden Biden memiliki "rencana untuk menghancurkan Taiwan.” Lalu, siapakah yang menjadi sumber pemberitaan tersebut? Ternyata politisi Taiwan pro-Beijing yang bernama Alex Tsai.

Namun, dari mana Tsai mengetahui tentang apa yang disebut "rencana" itu? Lagi-lagi sumbernya sangat tidak kredibel, yaitu hanya dari sebuah cuitan satir.

Screenshot dari postingan Weibo Alex Tsai tentang cuitan Garland Nixon pada 15 Februari.
Screenshot dari postingan Weibo Alex Tsai tentang cuitan Garland Nixon pada 15 Februari.

Tsai, mantan anggota parlemen dari Partai Nasionalis China (Kuomintang/KMT), pada 21 Februari membagikan dan menerjemahkan cuitan Garland Nixon yang diunggah pada 15 Februari. Nixon sendiri merupakan penyiar radio yang berbasis di Washington DC. Ia juga dikenal sebagai kritikus kebijakan luar negeri AS. Tsai menarasikan Nixon sebagai seorang "penyiar radio terkemuka" di Ibu Kota Amerika.

Dalam cuitannya yang menjadi sumber bualan Tsai tersebut, Nixon menulis:

“BREAKING NEWS: Orang dalam Gedung Putih membocorkan bahwa, ketika ditanya apakah mungkin ada bencana yang lebih besar daripada proyek neo-konservatisme di Ukraina, Presiden Biden menjawab, ‘tunggu sampai Anda melihat rencana kami untuk menghancurkan Taiwan.’”

Neo-konservatisme sendiri adalah ideologi politik yang lahir di AS pada 1960-an.

Ketika beberapa netizen menanyakan sumber cuitan tersebut kepada Nixon, dia tidak menjawab, tetapi hanya mengulanginya.

Sedikit kilas balik. Nixon pada 29 Januari mengunggah sebuah cuitan di akunnya:

“BREAKING NEWS: Tidak peduli betapa absurdnya cuitan satir Anda, selalu ada orang bodoh yang akan meminta Anda (menunjukkan siapa) 'sumbernya.'”

Kicauan pada 29 Januari itu adalah bagian dari rangkaian 46 cuitan satir yang diunggah Nixon mulai 28 Januari. Setiap cuitan selalu diawali dengan kalimat "BREAKING NEWS". Sebagian besar dari cuitan tersebut berisi kritikan Nixon tentang kebijakan AS terkait Ukraina dan China, serta kemiripan pendapatnya dengan pejabat China dan Rusia soal kebijakan luar negeri Washington.

Berikut beberapa contohnya:

Nixon secara rutin mencuit ulang pernyataan para pejabat China dan Rusia, serta cuitan yang mendukung Rusia dan China dan biasanya mengkritik kebijakan AS dan negara-negara Barat.

Kementerian Luar Negeri Taiwan, yang saat ini dipimpin oleh Partai Progresif Demokratik yang berkuasa, mengatakan pada 22 Februari bahwa "apa yang disebut sebagai 'penyiar acara radio ternama di Washington, D.C.' sebenarnya adalah sosok yang bekerja untuk kantor berita Rusia, Radio Sputnik."

Kementerian mencatat bahwa seorang hakim federal AS memutuskan pada 2019 bahwa WZHF-AM, stasiun radio Washington, D.C. tempat Nixon bekerja, harus mendaftarkan diri sebagai agen pemerintah Rusia.

The Associated Press, mengutip amar putusan Departemen Kehakiman AS, melaporkan pada 2019 bahwa “RM Broadcasting of Jupiter, Florida, pada dasarnya melakukan aktivitas pemberitaan untuk kepentingan Rusia melalui kesepakatan dengan media yang dikelola negara, Rossiya Segodnya.”

Rossiya Segodnya adalah konglomerasi media milik Kremlin yang mencakup RT, Sputnik dan RIA Novosti. AP menambahkan bahwa program Radio Sputnik “disiarkan sepanjang hari melalui saluran WZHF-AM di wilayah Washington.”

“Rossiya Segodnya bahkan dikenai sanksi oleh pemerintah Kanada pada 2022 karena menyebarkan informasi palsu selama perang Rusia di Ukraina,” tulis Kementerian Luar Negeri Taiwan.

“Penyiar acara radio tersebut tidak hanya bekerja untuk media pemerintah Rusia, akun (Twitter) pribadinya juga dipenuhi dengan berbagai unggahan yang bernada sensasional dan menghina yang ditujukan kepada pemerintah AS, yang jelas tidak menggunakan sumber informasi yang normal dan dapat dipercaya.”

Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink ditanya pada 22 Februari tentang kicauan Nixon tentang “rencana penghancuran Taiwan.” Ia menjawab: “Jika saya dapat memahami pertanyaan Anda dengan benar, laporan dugaan itu omong kosong, sebagaimana yang Anda coba gambarkan kepada saya.”

Namun dua hari kemudian, pada 24 Februari, Asisten Menteri Luar Negeri China Hua Chunying mengunggah cuitan Nixon dan menuding AS “tidak peduli siapa yang akan dihancurkan.”

XS
SM
MD
LG