Tautan-tautan Akses

Cegah Perpecahan di Yaman, Pemimpin Tertinggi Iran Imbau Pembicaraan


Mohammed Abdul-Salam, juru bicara kelompok Houthi bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran, Selasa (13/8).
Mohammed Abdul-Salam, juru bicara kelompok Houthi bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran, Selasa (13/8).

Media Arab melaporkan, kelompok milisi Houthi di Yaman melancarkan serangan yang menyebar hari Rabu (14/8) terhadap posisi pejuang separatis di selatan negara itu, sehari setelah para pemimpin Houthi bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di Teheran, Selasa.

Khamenei menyerukan "pembicaraan" di antara kelompok-kelompok yang bersaing di Yaman guna "mencegah perpecahan di negara itu."

Media Arab melaporkan, pejuang yang setia pada Houthi menyerang beberapa posisi milik separatis selatan hari Rabu (14/8), sehari setelah delegasi Houthi bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang dilaporkan mendukung dimulainya kembali pembicaraan yang macet antara kelompok-kelompok yang bersaing di Yaman.

TV Al Masira, yang mendukung Houthi, menyiarkan berita pertemuan itu, bersikeras bahwa Ayatollah Khamenei "menyerukan pembicaraan antara faksi-faksi yang bersaing di Yaman" guna "mencegah perpecahan negara itu."

Mohammed al Bukheiti, juru bicara Houthi, mengatakan kepada media Arab bahwa kelompoknya melakukan "serangan defensif," dan bahwa serangan hari Rabu adalah pertempuran kecil.

Bukheiti mengatakan kelompok Houthi sedang melakukan perang guna membela diri dan bahwa kemenangan separatis selatan baru-baru ini di Aden menimbulkan sedikit ancaman bagi kelompoknya, mendorong pertempuran kecil di garis pertempuran di provinsi Baida dan Dalaa.

Analis Yaman, Adel Dashela mengatakan kepada media Arab bahwa kemenangan separatis selatan baru-baru ini di Aden bisa memicu konflik yang lebih luas di dalam negara itu jika Houthi mencoba dan menghentikan apa yang tampaknya perpecahan yang semakin nyata di negara itu:

Dashela mengatakan Yaman kini menghadapi skenario di mana negara itu terpecah dua dan konflik di dalam negeri meningkat, karena Houthi, menurutnya, ingin mempertahankan persatuan negara itu dan tidak berkenan menerima perpecahannya.

Namun, sosiolog politik Mesir Said Sadek mengatakan kepada VOA, ia tidak yakin kaum Houthi berada dalam posisi mencegah perpecahan Yaman, meskipun ada pernyataan keras dari Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei.

Menurut Sadek, Yaman "tidak akan banyak memiliki kepentingan strategis jika bukan untuk pelabuhan Aden, juga rute pengiriman dunia, melalui Bab al Mandeb hingga Laut Merah." Sadek berpendapat, orang-orang Houthi "tidak dalam posisi menentang perpecahan Yaman," mengingat pendukung mereka,

Iran dan Hizbullah, kini mendapati diri mereka dalam posisi keuangan yang semakin sulit, akibat sanksi Amerika.(ka/jm)

XS
SM
MD
LG