Tautan-tautan Akses

Cari Perawatan Medis untuk Anak, Atlet Pakistan Tewas dalam Kecelakaan Kapal Migran


Sejumlah petugas SAR membawa kantong jenazah di lokasi kapal karam di Steccato di Cutro, di selatan Crotone setelah sebuah kapal bermuatan imigran tenggelam di wilayah Calabria, di selatan Italia, pada 26 Februari 2023. (Foto: Stringer/ANSA/AFP)
Sejumlah petugas SAR membawa kantong jenazah di lokasi kapal karam di Steccato di Cutro, di selatan Crotone setelah sebuah kapal bermuatan imigran tenggelam di wilayah Calabria, di selatan Italia, pada 26 Februari 2023. (Foto: Stringer/ANSA/AFP)

Seorang pesepak bola tim nasional Pakistan yang tewas dalam kecelakaan kapal imigran di lepas pantai selatan Italia, ternyata sedang mencari perawatan medis untuk anaknya yang penyandang disabilitas.

Menurut saudara perempuan dan temannya, Sabtu (4/3), rumah sakit telah memberitahu atlet nahas itu bahwa satu-satunya pilihan untuk menyembuhkan anaknya, yang berusia 3 tahun, adalah perawatan di luar negeri.

Shahida Raza, yang juga atlet hoki nasional Pakistan dan berasal dari Quetta, Provinsi Baluchistan, di barat daya adalah satu dari 67 orang yang tewas dalam kecelakaan kapal tersebut. Perahu kayu yang penuh sesak yang mereka tumpangi pecah belah di perairan Laut Ionia, di lepas pantai Calabria pada pekan lalu.

Shahida Raza/Twitter
Shahida Raza/Twitter

Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Izmir di Turki itu membawa imigran dari Afghanistan, Pakistan, Iran, dan negara-negara lain yang ingin mencari penghidupan yang lebih baik di Eropa. Menurut catatan orang yang selamat, kapal tersebut sedikitnya memuat 170 penumpang sebelum tragedi itu terjadi.

Saudara perempuan Shahida, Sadia, mengatakan upaya Shahida hanya punya satu motif untuk beremigrasi: “Dia hanya ingin putranya penyandang disabilitas berusia tiga tahun bisa bergerak, tertawa dan menangis seperti anak-anak lain,” kata Sadia kepada The Associated Press.

“Satu-satunya impian Shahida adalah merawat anaknya yang penyandang disabilitas. Dia mempertaruhkan nyawanya sendiri setelah rumah sakit di Pakistan mengatakan kepadanya bahwa bantuan medis dari luar negeri bisa menjadi satu-satunya pilihan.”

Anak laki-laki Shahida, Hassan, tidak ikut berada di kapal dan tetap tinggal di Pakistan. Dia menderita kerusakan otak saat masih bayi dan juga lumpuh di satu sisi tubuhnya, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tidak jelas bagaimana Shahida bermaksud membantunya dengan bepergian ke luar negeri dan meninggalkannya.

“Dia perempuan pemberani, sekuat laki-laki,” kata Sadia. “Kakak perempuan saya merawat putranya di Rumah Sakit Aga Khan di Karachi. Dia diberitahu bahwa jika dia dibawa ke luar negeri, mungkin ada perawatan yang baik.”

Otoritas Aga Khan tidak dapat mengomentari kasus Shahida. Sadia mengatakan Shahida juga mendekati Rumah Sakit Militer Gabungan Quetta, yang juga mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa untuk putranya.

“Apa yang dilakukan seorang ibu untuk anak-anaknya, tidak ada orang lain yang bisa. Shahida selalu ingin menangani semuanya sendiri,” katanya. "Kami bangga dengan saudara perempuan kami.”

Warga Pakistan memberikan penghormatan kepada Shahida.

Presiden Pakistan Arif Alvi pada Jumat (3/2) mengatakan tragedi Raza telah "sangat menyentuh" dia karena negara itu gagal menyediakan fasilitas medis untuk putranya. [ah/ft]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG