Tautan-tautan Akses

Polisi Terus Selidiki Motif Pemboman Utan Kayu


Tim Gegana menginspekasi TKP di depan kantor Jaringan Islam Liberal, Komunitas Utan Kayu, Selasa (15/3).
Tim Gegana menginspekasi TKP di depan kantor Jaringan Islam Liberal, Komunitas Utan Kayu, Selasa (15/3).

Polda Metro Jaya terus menyelidiki motif di balik pengiriman bom yang meledak di Komunitas Utan Kayu. Ulil Abshar Abdalla, politisi Partai Demokrat dan aktivis Jaringan Islam Liberal yang menjadi sasaran bom, menduga bom bermotif politik, datang dari kelompok anti-pluralisme.

Ledakan bom di halaman Komunitas Utan Kayu, di kawasan padat Jakarta Timur terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Bom berdaya ledak rendah dimasukkan ke dalam paket buku tebal, yang ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla, aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), yang juga menjabat sebagai salah satu Ketua Partai Demokrat.

Menurut Ulil, insiden ini membingungkan karena terjadi setelah ia bergabung dalam partai politik. Lima tahun silam, ia dikenal sangat lantang menyuarakan kebebasan beragama dan isu pluralisme.

“Lima tahun saya terlibat dalam pemikiran-pemikiran Islam tetapi saya tidak pernah mendapatkan ancaman semacam ini. Tetapi begitu saya masuk partai dan menyuarakan aktif tentang isu-isu terakhir (pluralisme, Ahmadiyah), tiba-tiba ini muncul, saya jadi penasaran saja. Saya tidak tahu. Biarlah motif menjadi urusan polisi untuk menyelidikinya," ujar Ulil.

Ulil Abshar Abdalla, politisi Partai Demokrat dan aktivis JIL.
Ulil Abshar Abdalla, politisi Partai Demokrat dan aktivis JIL.

Petugas resepsionis Komunitas Utan Kayu mengatakan paket tersebut diantar pukul 10.00 WIB, dari seseorang bernama Sulaeman Azhar, yang beralamat di Jalan Bahagia, Gg Panser No 29, Ciomas, Bogor.

Ulil menilai insiden di Komunitas Utan Kayu itu lebih bermuatan politik ketimbang masalah pribadi atas pendapatnya keras mengenai isu Islam liberal.

“Saya tidak mengatakan itu dari musuh politik, tetapi kemungkinan, meskipun spekulasi ini belum tentu benar, tetapi (saya lihat) ini memang bermotif politik," kata Ulil.

Salah satu korban ledakan bom adalah Kepala Satuan Reskrim Polres Jakarta Timur, Komisaris Polisi Dodi Rahmawan, yang kedua tangannya terpaksa diamputasi. Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Ciptomangunkusumo. Ulil Abshar Abdalla menyatakan ikut berduka atas insiden yang melukai tiga orang tersebut.

Pernyataan yang lebih keras disampaikan Ketua Komisi III DPR, Beni K. Harman. Rekan Ulil di Partai Demokrat ini menilai secara politik ancaman untuk Ulil juga menjadi ancaman bagi Partai Demokrat.

“Secara politik kami juga merasa terancam, karena Partai Demokrat menjunjung tinggi ide-ide pluralisme. Menurut saya ini dilakukan oleh kelompok-kelompok yang anti-pluralisme. Tidak ada hubungannya dengan hiruk pikuk politik. Ini datang dari kelompok garis keras yang anti terhadap pluralisme di Indonesia," ujar Beni.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Boy Rafli Amar, kepada VOA mengakui tim Gegana yang bertugas menjinakkan bom terlambat datang, karena lokasi Gegana yang jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Untuk sementara motifnya memang untuk mencelakakan orang yang dikirimin paket tersebut.

“Belum kita ketahui pasti latar belakangnya, tapi yang sementara ini (polisi berkesimpulan) yang mengirim ingin menyakiti orang yang dikirimi paket. Motifnya belum bisa diketahui sebelum kita mendengarkan keterangan dari orangnya (pelakunya).”

Boy Rafli Amar menambahkan, setelah mengetahui isi paket itu mencurigakan, seharusnya lokasi kejadian langsung disterilkan. Polda Metro Jaya akan terus mendalami perkara ini.

XS
SM
MD
LG