Tautan-tautan Akses

Kyuta Kumagai, Bocah Juara Sumo dengan Mimpi Besar 


Kyuta Kumagai (10 tahun), berlatih di sebuah Dohyo, ring tradisional tempat pertarungan gulat sumo diadakan di Komatsuryu Sumo Club, Tokyo, Jepang, 6 Desember 2020. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
Kyuta Kumagai (10 tahun), berlatih di sebuah Dohyo, ring tradisional tempat pertarungan gulat sumo diadakan di Komatsuryu Sumo Club, Tokyo, Jepang, 6 Desember 2020. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Kyuta Kumagai baru berusia 10 tahun, tapi ukuran tubuh anak laki-laki Jepang ini dua kali lebih besar dibanding anak-anak seusianya. Kumagai, yang merupakan juara sumo, sudah biasa bergulat dengan orang-orang yang lebih tua. Dia latihan bersama ayahnya dan bercita-cita mendominasi olahraga yang populer di negara itu.

Pada usia 10 tahun, Kyuta Kumagai sudah menjadi juara dunia sumo. Dia berbobot 85 kilogram, makan 4.000 kalori per hari, dan mengalahkan pegulat yang berusia lima dan enam tahun lebih tua.

"Rasanya senang bisa mengalahkan orang-orang yang lebih tua dari saya," katanya kepada Reuters.

Kyuta Kumagai (10 tahun), berlatih sumo bersama ayahnya Taisuke (50 tahun), di kuil Buddha Joshin-ji di Tokyo, Jepang, 2 September 2020.
Kyuta Kumagai (10 tahun), berlatih sumo bersama ayahnya Taisuke (50 tahun), di kuil Buddha Joshin-ji di Tokyo, Jepang, 2 September 2020.

Kumagai berlatih enam hari seminggu di sebuah kuil, mengangkat beban dan melatih kelenturannya. Terkadang dia kehabisan napas, terluka dan menangis. Ayahnya, Taisuke, mendaftarkan puteranya mengikuti turnamen pertamanya ketika Kyuta masih duduk di taman kanak-kanak.

"Saya tidak mengajarinya. Dia bisa melakukan banyak hal secara alami. Dia punya bakat sumo. Dia menang turnamen. Saya pikir dia mungkin punya bakat spesial," jelas Taisuke.

Dr. Daniel Gould adalah Direktur Institut bagi Studi Olahraga Pemuda di Universitas Michigan. Dia mengatakan kepada VOA, orangtua yang mendorong anak-anak dalam bidang olahraga, harus mempertimbangkan banyak hal, selain kemenangan dalam kompetisi.

Kyuta Kumagai (10 tahun), mengenakan masker saat berbicara dengan rekan-rekannya dalam diskusi kelompok yang diadakan di kelas, di tengah pandemi COVID-19, di Sekolah Dasar Meiji, Tokyo, Jepang, 16 Desember 2020. (REUTERS / Kim Kyung-Hoon)
Kyuta Kumagai (10 tahun), mengenakan masker saat berbicara dengan rekan-rekannya dalam diskusi kelompok yang diadakan di kelas, di tengah pandemi COVID-19, di Sekolah Dasar Meiji, Tokyo, Jepang, 16 Desember 2020. (REUTERS / Kim Kyung-Hoon)

"Kami selalu memberitahu orangtua, 'Anda harus memikirkan anak-anak. Perkembangan kognitif mereka sudah sejauh mana? Bagaimana perkembangan emosional dan sosialnya? Perkembangan fisiknya? Apabila Anda ingin mereka berlatih dalam suatu kelompok usia, kirim mereka untuk latihan. Anda harus melihat ketiga faktor itu dulu dan pastikan ketiganya telah terpenuhi," kata Dr. Daniel Gould.

Taisuke Kumagai dan keluarganya pindah ke sebuah wilayah di Tokyo yang terkenal menghasilkan pegulat-pegulat sumo. Kini, Kyuta Kumagai berlatih dengan mantan pegulat sumo profesional, Shinichi Taira.

"Dia punya bakat yang bagus. Dia pekerja keras, dan orangtuanya sangat antusias. Saya pikir itu sebabnya dia memenangkan kompetisi nasional. Masa depannya akan sangat menarik," jelas Shinichi Taira.

Latihan sumo tidak murah, tapi Taisuke mengatakan daripada uangnya dihabiskan untuk berjudi, dia lebih baik membiayai puteranya. Dia juga mengatakan Kyuta harus menambah berat badan 20 kilogram lagi dalam dua tahun mendatang ketika masuk SMP. Dia berharap sebuah kamp latihan sumo mau menerima puteranya.

Para pakar seperti Dr. Gould dari Universitas Michigan mengatakan keputusan semacam itu seharusnya didorong oleh atlet muda itu sendiri. [vm/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG