Tautan-tautan Akses

BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi dan Banjir Pesisir di 19 Wilayah Indonesia


Petugas penyelamat berlari saat gelombang tinggi menghantam garis pantai di Pantai Parangtritis, Yogyakarta, 19 Mei 2007. (Foto: REUTERS/Dwi Oblo)
Petugas penyelamat berlari saat gelombang tinggi menghantam garis pantai di Pantai Parangtritis, Yogyakarta, 19 Mei 2007. (Foto: REUTERS/Dwi Oblo)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi gelombang tinggi dan banjir pesisir pada 8 hingga 10 Desember 2021 di 19 wilayah Indonesia. Kecepatan angin berkisar 25-30 knot memberikan dampak peningkatan gelombang tinggi mencapai 4-6 meter di wilayah perairan Natuna.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (8/12) mengeluarkan peringatan mengenai potensi gelombang tinggi dan banjir pesisir (rob) yang diperkirakan terjadi mulai dari 8 hingga 10 Desember di 19 wilayah di Indonesia. Sembilan belas wilayah tersebut di antaranya Kepulauan Natuna, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Papua Barat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Foto: Courtesy/BMKG)
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Foto: Courtesy/BMKG)

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan berdasarkan pantauan kondisi atmosfer terkini, adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut China Selatan memberikan dampak signifikan pada peningkatan tinggi gelombang mencapai 4 hingga 6 meter di wilayah perairan Natuna.

Selain itu, kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25 hingga 30 knot terpantau di Samudera Pasifik timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang mencapai 4-6 meter di wilayah utara Indonesia bagian timur.

Banjir rob terjadi pada 10 April 2019 di Kecamatan Genuk, Kota Semarang. (Foto: BPBD Kota Semarang)
Banjir rob terjadi pada 10 April 2019 di Kecamatan Genuk, Kota Semarang. (Foto: BPBD Kota Semarang)
Wisatawan menyaksikan ombak tinggi di Pantai Parangtritis, Yogyakarta, 19 Mei 2007. (Foto: REUTERS/Dwi Oblo)
Wisatawan menyaksikan ombak tinggi di Pantai Parangtritis, Yogyakarta, 19 Mei 2007. (Foto: REUTERS/Dwi Oblo)

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Muhammad Yusuf, menyatakan pihaknya telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Mitigasi Bencana dan Lingkungan bernama Simail yang memberikan informasi terkait cuaca dan operasional pelabuhan.

“Sistem informasi ini tersebar ke seluruh masyarakat pesisir yang memberikan peringatan bahwa pada hari ini atau dua hari ke depan jangan melaut karena kondisi perairan sedang menguntungkan,” papar Yusuf.

“Bahwasanya masyarakat pesisir di 19 wilayah tadi perlu melakukan upaya-upaya adaptasi dan mitigasi yang konkret agar tidak timbul kerugian-kerugian di masa mendatang,” kata Eko Prasetyo.

Landscape desa Lompio, Kecamatan Sirenja Juni 2020. Saat banjir rob, air laut turut badan jalan raya yang melintasi desa tersebut. (Foto: David Lamanyuki/Penabulu Palu)
Landscape desa Lompio, Kecamatan Sirenja Juni 2020. Saat banjir rob, air laut turut badan jalan raya yang melintasi desa tersebut. (Foto: David Lamanyuki/Penabulu Palu)

Ditambahkannya fase angin kencang diikuti gelombang tinggi serta fase pasang maksimum dan curah hujan intensitas lebat akan semakin menambah dampak tingginya genangan di perkampungan nelayan di pesisir.

BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi dan Banjir Pesisir di 19 Wilayah Indonesia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:57 0:00

Recommended

XS
SM
MD
LG