Tautan-tautan Akses

Biden Sebut Pendekatan Netanyahu terhadap Perang Hamas sebagai ‘Kesalahan’


Presiden Amerika Serikat Joe Biden hadir dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika ia berkunjung ke Israel di tengah konflik berkelanjutan antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden hadir dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika ia berkunjung ke Israel di tengah konflik berkelanjutan antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein)

Presiden AS Joe Biden dalam wawancara yang ditayangkan pada Selasa (9/4) malam mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan pendekatan yang diambil PM Israel Benjamin Netanyahu terhadap perang yang dilakukan Israel melawan kelompok militan Hamas. Ia juga mengatakan Israel harus menyerukan penghentian pertempuran untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan.

Jaringan televisi berbahasa Spanyol Univision mewawancarai Biden pada 3 April, dua hari setelah serangan Israel menewaskan tujuh anggota kelompok bantuan World Central Kitchen di Gaza.

Biden mengatakan tidak ada alasan untuk tidak memberikan bantuan bahan makanan dan medis kepada orang-orang di Gaza, dan bahwa upaya tersebut “harus dilakukan sekarang.”

“Apa yang saya serukan adalah agar Israel menyerukan gencatan senjata, selama enam, delapan pekan ke depan, memberikan akses total ke seluruh makanan dan obat-obatan yang masuk ke negara itu,” kata Biden. “Saya telah berbicara dengan semua orang mulai dari Saudi, Yordania, hingga Mesir. Mereka siap untuk melangkah. Mereka siap untuk membawa masuk makanan ini.”

Gedung Putih pekan lalu mengatakan Biden mengeluarkan pernyataan serupa sewaktu berbicara dengan Netanyahu dalam sebuah percakapan telepon, menekankan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza “tidak dapat diterima sama sekali.”

AS juga menekan Hamas agar menerima kesepakatan gencatan senjata dengan Israel yang akan menghentikan pertempuran di Gaza selama enam pekan. Proposal itu juga mencakup pembebasan sekitar 100 sandera yang ditawan Hamas yang ditetapkan AS sebagai kelompok teror, sebagai imbalan atas pembebasan ratusan orang Palestina yang dipenjarakannya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan hari Selasa di Washington bahwa proposal yang disampaikan ke Hamas di Kairo “sangat serius” dan “harus diterima.”

“Keputusan ada di tangan Hamas,” kata Blinken. “Dunia mengamati untuk melihat apa yang dilakukannya.”

Fakta bahwa Hamas belum menyepakati ketentuannya, lanjut Blinken, “menunjukkan apa yang mereka pikirkan tentang rakyat Gaza, yakni tidak banyak.”

Hamas Selasa mengatakan bahwa proposal itu tidak memenuhi tuntutannya, tetapi kelompok itu akan mempertimbangkannya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron Selasa mengatakan bahwa negaranya tidak akan memblokir penjualan senjata oleh perusahaan-perusahaan Inggris ke Israel.

“Penilaian terbaru membuat sikap kami tentang izin ekspor itu tidak berubah,” kata Cameron di Washington. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG