Tautan-tautan Akses

Biden Ingin Tambah Bantuan bagi Ukraina untuk Berperang Selama 5 Bulan ke Depan


Presiden AS Joe Biden meminta Kongres AS menyetujui bantuan tambahan bagi Ukraina senilai $33 miliar (foto: dok).
Presiden AS Joe Biden meminta Kongres AS menyetujui bantuan tambahan bagi Ukraina senilai $33 miliar (foto: dok).

Presiden AS Joe Biden pada hari Kamis (28/4) meminta Kongres menyetujui bantuan tambahan bagi Ukraina senilai $33 miliar untuk membantu negara itu memerangi invasi Rusia selama lima bulan ke depan.

Sesaat sebelum Biden menguraikan rencana itu dalam pidato yang disiarkan televisi, Gedung Putih mengatakan bahwa anggaran itu akan mencakup lebih dari $20 miliar bantuan militer dan persenjataan, $8,5 miliar bantuan ekonomi dan $3 miliar bantuan kemanusiaan bagi negara yang diinvasi Rusia sejak dua bulan yang lalu itu.

Jumlah itu lebih dari dua kali lipat anggaran yang sudah lebih dulu disahkan Kongres senilai $13,6 miliar, yang sebagian besarnya sudah dihabiskan untuk pengiriman senjata ke Ukraina dalam beberapa minggu terakhir.

Proposal baru itu juga mencakup kerja sama yang lebih erat dengan mitra-mitra internasional untuk “memulihkan aset yang terkait dengan tindak korupsi pihak asing,” dan untuk memperpanjang waktu yang diperlukan untuk mengajukan tuntutan tindak pencucian uang dari lima menjadi 10 tahun.

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan langkah-langkah tersebut akan “meningkatkan otoritas pemerintah AS untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah Rusia dan oligarki Rusia atas perang yang dilancarkan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina.”

Bersamaan dengan serangan-serangan baru Rusia di sisi timur Ukraina, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengunjungi ibu kota Ukraina, Kyiv, dan daerah pinggiran kota terdekat yang hancur berantakan akibat serangan Rusia, sebelum menggelar pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kyiv, Kamis (28/4).
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Kyiv, Kamis (28/4).

“Warga sipil yang akhirnya terdampak paling parah,” kata Guterres mengenai perang Rusia di Ukraina, ketika ia berkeliling ke Borodianka dan Irpin, juga Bucha, di mana jasad warga sipil ditemukan setelah pasukan Rusia mundur dari kawasan itu sebulan lalu. Temuan-temuan itu mendorong seruan dilakukannya penyelidikan kemungkinan kejahatan perang, dan Guterres pada hari Kamis juga mendorong Rusia untuk bekerja sama dalam penyelidikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional.

“Semakin cepat perang ini berakhir, semakin baik – demi Ukraina, Rusia dan dunia,” cuit Guterres di Twitter.

Juru Bicara Pentagon John Kirby pada hari Rabu (27/4) menyebut peran aliran bantuan dan senjata dalam keberhasilan Ukraina sejauh ini dalam pertempuran melawan invasi Putin yang tak beralasan.

Putin memperingatkan tentang intervensi Barat di Ukraina ketika ia berbicara di hadapan anggota parlemen Rusia di St. Petersburg hari Rabu lalu.

“Jika seseorang berniat campur tangan dari luar dalam peristiwa yang berlangsung, dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia, yang tidak dapat kami terima, mereka harus tahu bahwa serangan balasan kami akan secepat kilat,” kata Putin.

“Kami memiliki semua alat untuk melakukannya, alat-alat yang tidak bisa dipamerkan pihak lain karena mereka tidak memilikinya. Dan kami tidak akan sekadar pamer, kami akan menggunakannya jika perlu. Dan saya ingin semua orang memahami hal itu.” [rd/jm]

XS
SM
MD
LG