Tautan-tautan Akses

Beradu Pandangan Politik di Facebook


Tim kampanye Clinton mendiskreditkan Donald Trump di Facebook (foto: dok).
Tim kampanye Clinton mendiskreditkan Donald Trump di Facebook (foto: dok).

Perselisihan baru sedang berlangsung di tengah pemillihan presiden. Bukan antara kandidat Donald Trump dari Partai Republik dengan Hillary Clinton dari Partai Demokrat, melainkan antara para pendukung kedua kandidat tersebut di Facebook.

Di situs jejaring sosial Facebook, sebagian orang memposting artikel mengenai kedua kandidat itu dan opini mereka. Artikel seperti “Trump mengatakan Clinton tahu dirinya bersalah,” atau “Clinton sebut Trump rasis,” muncul di lini masa pengguna, terselip di antara resep makanan dan foto-foto liburan.

Seorang pengguna Facebook Mike Moran dari Illinois merasa “berita-berita dan editorial dalam surat kabar lebih halus daripada debat kusir di Facebook. Situs raksasa itu memiliki sekitar 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia.

Sejak 1 Januari sampai 1 Agustus, Facebook melaporkan bahwa 100 juta orang di AS menciptakan 4 miliar postingan, komentar, berbagi tautan dan reaksi mengenai pemilihan presiden.

Shanto Iyengar, profesor ilmu politik pada Universitas Stanford yang mempelajari peliputan berita, mengatakan Facebook kini menjadi sumber utama berita, debat, dan ekspresi pribadi.

Dan itu termasuk “pesan negatif terus menerus” baik oleh Clinton dan Trump, kata Scott Talan, profesor komunikasi pada Universitas Amerika di Washington.

“Kedua kandidat tidak melakukan kampanye yang sopan dan orang-orang menirunya” di Facebook, jelasnya, dengan mengatakan hal-hal seperti “kalau Anda memilih kandidat yang tidak saya sukai maka jangan jadi kawan saya.” Wanna be my friend? Not if you're too partisan!"

Ed Hamell, dari New York, menyatakan pandangan politiknya dengan memposting artikel di Facebook. Dia mengatakan telah memutus pertemanan dengan beberapa orang di situs tersebut.

Tim kampanye Trump mengejek Clinton di laman Facebook (foto: dok).
Tim kampanye Trump mengejek Clinton di laman Facebook (foto: dok).

“Saya senang diskusi yang positif mengenai politik dan isu sosial dan penasaran dengan pandangan orang lain,” jelasnya. “Tetapi saya tidak mentolerir kalimat yang kasar dan menghina.”

Pam Burdick dari Maryland merasa saling tukar pendapat adalah hal yang bagus, sementara Lorene Bachman di Hawaii tidak peduli dengan apapun yang diposting di Facebook karena “postingan itu bisa diabaikan.”

Di New Zealand, Jacquie Phipps, mencermati pemilihan presiden AS. Dia mengatakan, “Saya menilai retorika Trump sangat mengkhawatirkan dan kasar.”

Dan menambahkan, “Sejauh ini tidak ada seorangpun dalam dunia Facebook saya menyatakan pendapat yang berbeda dengan saya.”

Bagi para pengguna Facebook yang ingin menghindari debat politik, fitur “mute” atau “diam” bisa membantu mematikan notifikasi dari orang atau laman tertentu.

Aplikasi seperti "Trump Blocker" dan "Hillary Blocker," memblokir konten dari kandidat tersebut dari laman Facebook anda. Dan "Kardashian Filter," akan memblokir kata apapun yang mengusik pengguna.

Moran beranggapan “memutus pertemanan” hanya karena perbedaan politik bukan gagasan yang baik. Nasihatnya? “Ingat semua perseteruan ini akan berakhir pada hari pemilu tanggal 8 November.” [vm/jm]

XS
SM
MD
LG