Tautan-tautan Akses

Beijing Tutup 10% Stasiun Kereta Bawah Tanah untuk Bendung COVID


Seorang pria berjaga di pintu keluar stasiun kereta Taizicheng, di Zhangjakou pada 29 Januari 2022. Beijing, Rabu (4/5), menutup sekitar 10% stasiun di sistem kereta bawah tanahnya yang luas sebagai tindakan tambahan terhadap penyebaran virus corona.(Foto: AFP)
Seorang pria berjaga di pintu keluar stasiun kereta Taizicheng, di Zhangjakou pada 29 Januari 2022. Beijing, Rabu (4/5), menutup sekitar 10% stasiun di sistem kereta bawah tanahnya yang luas sebagai tindakan tambahan terhadap penyebaran virus corona.(Foto: AFP)

Beijing, Rabu (4/5), menutup sekitar 10% stasiun di sistem kereta bawah tanahnya yang luas sebagai tindakan tambahan terhadap penyebaran virus corona.

Otoritas kereta bawah tanah Ibu Kota China itu, dalam pesan singkatnya, hanya mengatakan bahwa tindakan untuk menutup 40 stasiun diambil sebagai bagian dari tindakan pengendalian epidemi. Tidak ada pengumuman kapan stasiun-stasiun yang ditutup itu, yang sebagian besar berada di pusat kota, akan dibuka kembali.

Beijing mengambil tindakan pencegahan sangat keras untuk mencegah penyebaran COVID-19. Restoran dan bar tetap buka, tetapi hanya menerima pesanan bawa pulang atau pengiriman. Pusat-pusat kebugaran ditutup dan sekolah-sekolah beralih ke sistem virtual. Tempat-tempat wisata utama, termasuk Kota Terlarang dan Kebun Binatang Beijing, telah menutup ruang pameran indoor mereka dan hanya beroperasi dengan kapasitas sebagian.

Penumpang di Stasiun Kereta Selatan di Beijing, China, Jumat, 14 Januari 2022. (Foto: AP)
Penumpang di Stasiun Kereta Selatan di Beijing, China, Jumat, 14 Januari 2022. (Foto: AP)

Beberapa komunitas di mana kasus ditemukan telah diisolasi. Orang-orang yang tinggal di daerah-daerah yang diawasi telah diberitahu untuk tidak keluar kota, termasuk 12 daerah yang dianggap berisiko tinggi dan 35 lainnya yang dianggap berisiko sedang.

Penduduk kota diharuskan menjalani tiga tes sepanjang minggu karena pihak berwenang berusaha mendeteksi dan mengisolasi kasus tanpa memberlakukan lockdown seperti di Shanghai dan beberapa kawasan lain. Hasil tes negatif yang diperoleh dalam 48 jam sebelumnya diperlukan untuk bisa masuk ke sebagian besar ruang publik.

Beijing pada Rabu (4/5) mencatat hanya 51 kasus baru, dengan lima di antaranya tanpa gejala.

Sementara mengambil pendekatan lebih ringan di Beijing, China secara keseluruhan memberlakukan kebijakan “nol-COVID'', yang membatasi perjalanan, menguji seluruh kota dan mendirikan fasilitas-fasilitas dalam usaha mengisolasi setiap orang yang terinfeksi. Lockdown biasanya dimulai dengan bangunan dan lingkungan tetapi bisa menjadi seluruh kota jika virus menyebar luas.

Lockdown sempat menyebabkan keprihatinan besar di Shanghai, di mana pihak berwenang perlahan-lahan melonggarkan pembatasan yang telah membatasi sebagian besar dari 26 juta penduduk kota itu di apartemen, kompleks perumahan atau lingkungan terdekat mereka selama hampir sebulan, dan dalam beberapa kasus lebih lama lagi.

Shanghai melaporkan 4.982 kasus baru lagi pada Rabu (4/5), bersama dengan 16 kematian tambahan. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG