Tautan-tautan Akses

Australia Tinjau Ulang Kesepakatan Sewa Perusahaan China di Pelabuhan Darwin


Pelabuhan Darwin di Darwin, Australia, 21 April 2017. (REUTERS/Tom Westbrook)
Pelabuhan Darwin di Darwin, Australia, 21 April 2017. (REUTERS/Tom Westbrook)

Australia, Senin (3/5), mengatakan kontrak sewa 99 tahun sebuah perusahaan China yang kontroversial di Pelabuhan Darwin sedang ditinjau dan dapat dibatalkan, membuka titik gesekan baru dalam hubungan antara Beijing dan Canberra.

Kesepakatan sewa, yang ditengahi oleh pemerintah setempat di Northern Territory, Australia telah menimbulkan keprihatinan serius di Canberra dan di Washington, di mana hal itu dipandang sebagai permasalahan strategis.

Pelabuhan Darwin adalah pelabuhan terpenting di pantai utara Australia. Pelabuhan itu juga merupakan pelabuhan yang paling dekat dengan Asia dan pangkalan bagi Marinir AS yang bergilir keluar masuk negara tersebut.

Menteri pertahanan yang baru ditunjuk, Peter Dutton, mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa departemennya telah diminta untuk mengevaluasi kesepakatan 2015 itu. Ia menolak untuk mengesampingkan kemungkinan memaksa perusahaan China itu, China Landbridge melakukan divestasi dengan alasan keamanan nasional.

Peter Dutton. (MANDEL NGAN / AFP)
Peter Dutton. (MANDEL NGAN / AFP)

“Kaji ulang pertahanan akan dilakukan dan kita bisa melihat opsi-opsi yang menjadi kepentingan nasional kita setelah itu," katanya. Landbridge dimiliki oleh miliarder asal China Ye Cheng.

Menyusul kesepakatan pelabuhan Darwin, Australia memperkenalkan undang-undang yang memberi Canberra hak veto atas kesepakatan-kesepakatan sensitif di masa depan dan melakukan evaluasi ulang atas kesepakatan-kesepakatan yang sudah ditandatangani.

Evaluasi itu akan selesai pada akhir tahun dan diharapkan mencakup Pelabuhan Darwin.

Namun dalam komentarnya kepada The Herald, Dutton menyatakan secara eksplisit untuk pertama kalinya kesepakatan Darwin ditinjau ulang.

Setiap langkah untuk membatalkan kesepakatan diperkirakan akan semakin merenggangkan hubungan antara Australia dan China yang sudah berada dalam krisis yang parah.

Bulan lalu, pemerintah Perdana Menteri Scott Morrison membatalkan kesepakatan Sabuk dan Jalan yang dibuat antara Beijing dan negara bagian Victoria.

Hal itu memicu tanggapan marah dari China, yang memperingatkan adanya bahaya serius dalam hubungan yang sudah retak itu.

Prakarsa Sabuk dan Jalan dirancang untuk memperdalam hubungan China di seluruh Asia dan dunia. Tetapi para kritikus mengatakan proyek-proyek China dan perusahaan-perusahaan yang terlibat digunakan negara itu sebagai pion-pion geopolitiknya. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG