Tautan-tautan Akses

Australia Siapkan Kelompok Pertama Pengungsi untuk Ditempatkan di AS


Para pengungsi yang ditempatkan Australia di Kepulauan Nauru (foto: dok).
Para pengungsi yang ditempatkan Australia di Kepulauan Nauru (foto: dok).

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull hari Rabu (20/9) mengatakan kelompok pertama yang terdiri dari sekitar 50 lelaki dan perempuan yang saat ini ditempatkan di dua pusat penahanan pencari suaka yang kontroversial di kepulauan Pasifik yang terpencil akan dimukimkan kembali di Amerika Serikat dalam beberapa minggu mendatang.

Komentar tersebut merupakan pernyataan resmi pertama mengenai jadwal bagi Amerika Serikat untuk mulai memukimkan kembali 1.250 orang yang ditahan di pusat-pusat pengungsi yang dikelola Australia di Nauru dan pulau Manus, Papua Nugini, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran pengungsi yang ditandatangani mantan Presiden AS Barack Obama akhir tahun lalu.

"Sudah banyak yang telah dan sedang diperiksa tapi semuanya terserah kepada Amerika Serikat mengenai berapa banyak yang diambil karena pengungsi itu harus lolos pemeriksaan mereka," ujar Turnbull.

Australia akan mulai memukimkan puluhan pengungsi Amerika Tengah dalam beberapa minggu di bawah kesepakatan yang oleh Presiden AS Donald Trump digambarkan sebagai "bodoh" namun akan dijalankan Washington.

"Akan ada sekitar 25 dari Manus dan Nauru yang akan pergi ke Amerika Serikat dan saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump karena melanjutkan rencana tersebut," kata Turnbull dalam sebuah pernyataan.

Tiga sumber yang mengetahui proses tersebut mengatakan bahwa sekitar 25 lelaki dari negara-negara seperti Bangladesh, Sudan, dan Muslim Rohingya dari Myanmar yang berada di pulau Manus adalah orang pertama yang diberitahu pada hari Rabu, dengan jumlah yang sama di Nauru akan diberitahu pada hari Kamis.

Walaupun Trump mengatakan bahwa dia akan menghormati perjanjian pertukaran itu, masih ada kekhawatiran tentang berapa banyak pencari suaka yang akan dimukimkan kembali dari pusat-pusat yang dikelola Australia. Hampir 2.000 lelaki, perempuan dan anak-anak ditahan di pulau Manus dan Nauru, yang mayoritas sudah diberi status pengungsi oleh dua negara kecil di Pasifik itu.

Pengungsi dan aktivis memperingatkan agar tidak mengasumsikan bahwa AS akan memukimkan semuanya, mengingat pemrosesan pengungsi sejauh ini terkonsentrasi pada individu dengan aplikasi yang lebih mudah untuk diverifikasi melalui pemeriksaan latar belakang dan berasal dari negara yang memiliki hubungan lebih dekat dengan Amerika Serikat.

Tekanan semakin besar terhadap Australia untuk memukimkan kembali pencari suaka dari Pulau Manus karena pusat tersebut akan ditutup pada 31 Oktober. [as]

Recommended

XS
SM
MD
LG