Para pemburu buaya di negara bagian Queensland, Australia dalam waktu dekat ini akan diizinkan mengambil telur-telur buaya di alam terbuka dan menetaskannya untuk kemudian dijadikan barang-barang mewah. Perubahan undang-undang ini dianggap sebagai dorongan ekonomi yang menarik bagi masyarakat asli Australia.
Pemburu kini bisa minta surat izin untuk mengumpulkan telur-telur buaya dari sarang mereka di alam terbuka, yang kemudian dijual ke peternakan buaya untuk diambil kulitnya setelah mereka dewasa. Kulit buaya itu kemudian dijadikan sepatu bot dan tas-tas perempuan yang mahal. Kulit buaya yang bagus tanpa cacat bisa berharga 700 dolar selembarnya.
Buaya yang hidup di air asin itu adalah reptil terbesar di dunia dan hampir punah karena diburu, sebelum dinyatakan sebagai hewan terlindung di Australia sejak permulaan tahun 1970-an.
Pemburu telur buaya itu harus mentaati peraturan yang ketat supaya populasi buaya jangan terancam lagi. Pemerintahan negara bagian Queensland mengizinkan maksimum 5.000 telur boleh diambil tiap tahun.
John Lever, pemilik peternakan buaya dekat kota Rockhampton mengatakan, “Masyarakat asli atau aborigin di Australia kini bisa memanfaatkan telur buaya untuk memperbaiki mata pencaharian mereka. Para pemilik tanah tadinya menganggap buaya yang hidup di lahan mereka sebagai ancaman bagi ternak mereka. Kini mereka mendapat insentif untuk membiarkan buaya hidup di sana supaya sebagian telurnya bisa dimanfaatkan oleh penduduk asli.”
Pengambilan telur buaya telah diizinkan di kawasan Northern Territory di bagian utara Australia sejak tahun 1980-an. Jenis buaya air asin ini hampir punah di Australia utara antara tahun ’40 sampai tahun 60-an. Seekor buaya dewasa bisa mencapai panjang lima meter dan berat 450 kg. Populasi buaya liar di Australia diperkirakan antara 100 sampai 200 ribu ekor. [ii]
