Tautan-tautan Akses

Astronot NASA Akan Jadi Perempuan Tertua di Antariksa


Astronot AS Peggy Whitson, yang akan segera melakukan perjalanan ketiganya ke Stasiun Antariksa Internasional, berbicara kepada wartawan di Kazakhstan (16/11). (AP/Dmitri Lovetsky)
Astronot AS Peggy Whitson, yang akan segera melakukan perjalanan ketiganya ke Stasiun Antariksa Internasional, berbicara kepada wartawan di Kazakhstan (16/11). (AP/Dmitri Lovetsky)

Peggy Whitson merupakan perempuan pertama yang menjadi komandan stasiun antariksa dan perempuan pertama, dan satu-satunya sampai saat ini, yang mengepalai korps astronot NASA.

Astronot NASA Peggy Whitson akan menjadi perempuan tertua yang di luar angkasa, menambah daftar panjang rekor yang dicatatnya dalam mendobrak batasan-batasan.

Whitson akan berusia 56 tahun ketika ia meluncur meninggalkan Bumi, Kamis (17/11). Ia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-57 bulan Februari di Stasiun Antariksa Internasional.

Usianya masih jauh lebih muda dari penerbangan ke antariksa yang dilakukan John Glenn pada usia 77 tahun dan beberapa tahun lebih muda dari para laki-laki yang menjadi runner-up. Namun ia mengalahkan rekor Barbara Morgan sebagai perempuan tertua di dunia yang pergi ke antariksa. Morgan menunggu begitu lama untuk memenuhi perannya sebagai cadangan guru di antariksa bagi Christa McAuliffe sehingga baru pada usia 55 tahun ia akhirnya terbang tahun 2007.

Hal ini akan menjadi misi stasiun antariksa ketiga untuk Whitson, ahli biokimia kelahiran Iowa, dan perjalanan kedua sebagai komandan. Ia akan meluncur dari Kazakhstan dengan dua astronot pria yang lebih muda, dari Rusia dan Perancis.

"Saya cinta bekerja di NASA, namun bagian yang paling memuaskan adalah bekerja di stasiun antariksa," ujar Whitson kepada para wartawan musim panas lalu.

"Tidak masalah jika saya membersihkan saringan. Saya merasa dapat membantu mendorong eksplorasi... Itulah sebabnya saya ingin pergi lagi."

Peggy Whitson bersama astronot Perancis Thomas Pesquet (kanan) dan kosmonot Rusia Oleg Novitsky di kosmodrom Baikonur cosmodrome, Kazakhstan (16/11).
Peggy Whitson bersama astronot Perancis Thomas Pesquet (kanan) dan kosmonot Rusia Oleg Novitsky di kosmodrom Baikonur cosmodrome, Kazakhstan (16/11).

NASA sangat ketat dalam menjaga paparan radiasi seumur hidup, sehingga lembaga antariksa itu bersikeras agar Whitson tetap di Bumi untuk beberapa waktu setelah misinya tahun 2008.

​Daftar Pertama

Whitson merupakan perempuan pertama yang bertindak sebagai komandan stasiun antariksa pada 2007. Ia juga merupakan perempuan pertama, dan sejauh ini satu-satunya perempuan, yang mengepalai korps astronot NASA yang didominasi laki-laki. Tidak ada perempuan lain yang telah menghabiskan lebih banyak waktu di antariksa.

Ia akan terbang dengan roket Soyuz bersama kosmonot Rusia, Oleg Novitskiy, 45, dan astronot Perancis yang baru pertama kali ke luar angkasa, Thomas Pesquet, 38.

Seorang pekerja film dokumenter dari Perancis yang mengikuti Pesquet dalam pelatihan, fokus pada usianya yang relatif muda dan matanya yang segar. Whitson mengatakan bahwa sebaliknya, orang tertarik padanya karena "tua dan berpengalaman."

"Baiklah, memang saya tua," ujarnya dalam wawancara NASA. Ia mengatakan dalam serangkaian wawancara sebelum penerbangan baru-baru ini bahwa semakin tua semakin terasa lebih mudah, karena tahu apa yang diharapkan dalam penerbangan ke angkasa luar dan apa yang harus diprioritaskan.

Suaminya yang juga ahli biokimia, Clarence Sams, juga bekerja untuk NASA.

Whitson telah menghabiskan 377 hari di antariksa dan beberapa kali berjalan di luar angkasa. Misi berikutnya selama enam bulan ini akan membuatnya telah menjalani lebih dari 534 hari di antariksa, rekor yang dicatat bulan September oleh astronot Jeffrey Williams, 58.

Whitson mengatakan ia telah beruntung dan tidak banyak merasakan penyesalan. Tapi ia mengatakan: "Terkait tujuan untuk NASA sebelum saya meninggal, kita harus sudah tinggal di Mars. Dan saya mungkin tidak akan hidup selama itu, jadi harus segera dirintis!" [hd]

XS
SM
MD
LG