Tautan-tautan Akses

AS Terus Serukan Deeskalasi; Israel Pertimbangkan Opsi-opsi Pembalasan terhadap Iran 


Seorang warga Palestina memeriksa kerusakan pada sebuah rumah di desa Mughayir dekat Ramallah di Tepi Barat, pada 13 April 2024, setelah sebelumnya pemukim Yahudi menyerang desa tersebut. (Foto: AFP/Jaafar Ashtiyeh)
Seorang warga Palestina memeriksa kerusakan pada sebuah rumah di desa Mughayir dekat Ramallah di Tepi Barat, pada 13 April 2024, setelah sebelumnya pemukim Yahudi menyerang desa tersebut. (Foto: AFP/Jaafar Ashtiyeh)

Amerika Serikat terus menyerukan deeskalasi ketegangan di Timur Tengah di saat Israel mempertimbangkan opsi-opsi yang dimilikinya menyusul serangan udara Iran beberapa hari yang lalu.

Pemimpin militer Israel mengatakan negaranya masih mempertimbangkan langkah-langkah yang akan diambil, dan Israel akan menanggapi serangan misil Iran pada akhir minggu ini. Semetara itu, para pemimpin dunia mendesak Israel agar tidak melakukan langkah balasan.

Di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan AS akan terus mencoba untuk menurunkan ketegangan yang terjadi.

“Selama perang di Gaza berlangsung, kami tidak akan kembali ke keadaan sebelum 7 Oktober,” kata Miller pada Selasa (16/4). “Ini merupakan proses berkesinambungan untuk mengurangi ketegangan di kawasan, dan mengusahakan sebanyak mungkin ketenangan.”

Miller juga mengatakan jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza telah meningkat dalam beberapa hari terakhir.

“Kami telah melihat peningkatan, namun belum pada level yang seharusnya. Dan ketika level tersebut telah tercapai, kita harus dapat melihatnya bertahan,” ujarnya.

Amerika Serikat juga menyoroti kekerasan yang terjadi di Tepi Barat di saat kantor HAM PBB menyerukan pasukan keamanan Israel untuk segera mengakhiri partisipasi aktif dan dukungan mereka terhadap kekerasan yang dilakukan oleh para pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di wilayah Tepi Barat.

Pernyataan pada hari Selasa itu dibuat menyusul gelombang serangan yang dilakukan oleh para pemukim Yahudi terhadap kota-kota dan desa-desa Palestina di Tepi Barat, yang dipicu oleh pembunuhan terhadap seorang remaja Israel berusia 14 tahun yang pihak berwenang sebut tewas dalam sebuah serangan militan.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sebanyak tujuh warga Palestina telah tewas dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim Yahudi sejak gelombang serangan itu dimulai pada Jumat (12/4) lalu. Sementara 75 warga Palestina lainnya tercatat mengalami luka-luka.

“Kami dengan jelas mengatakan bahwa pemerintah Israel memiliki tanggung jawab untuk mencegah kekerasan dari para pemukim ekstremis,” kata Miller. “Dan seperti yang terjadi di masa lampau, jika kami tidak melihat cukup aksi diambil [untuk mengatasi masalah], kami siap untuk menjalankan aksi kami sendiri.” [jm/lt/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG