Tautan-tautan Akses

AS Target Perusahaan China dan UAE yang Bantu Jual Produk Minyak Iran


Kompleks petrokimia Iran di ladang gas Asaluyeh, di pantai utara Teluk Persia (foto: ilustrasi).
Kompleks petrokimia Iran di ladang gas Asaluyeh, di pantai utara Teluk Persia (foto: ilustrasi).

Dalam upaya Amerika Serikat untuk menindak penjualan minyak Iran ke wilayah Asia Timur, Washington pada hari Senin (1/8) menjatuhkan sanksi terhadap China dan perusahaan lain yang disebut digunakan oleh salah satu pialang petrokimia terbesar Iran untuk menjual produk Iran senilai puluhan juta dolar ke wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Departemen Keuangan AS menuduh perusahan-perusahaan yang ditunjuk digunakan oleh Persian Gulf Petrochemical Industry Commercial Co. milik Iran untuk memfasilitasi penjualan produk minyak dan petrokimia Iran dari negara itu ke Asia Timur.

AS menjatuhkan sanksi kepada empat perusahaan Hong Kong, satu perusahaan Uni Emirat Arab dan satu perusahaan Singapura hari Senin (1/8), menurut situs web Departemen Keuangan. Sanksi-sanksi itu menjadi upaya terbaru untuk menegakkan sanksi AS yang dirancang untuk memangkas pendapatan Iran dari sektor gas dan petrokimia.

Tindakan itu membekukan aset-aset yang berbasis di AS dan umumnya melarang orang Amerika untuk berurusan dengan mereka. Siapa pun yang terlibat dalam transaksi tertentu dengan perusahaan-perusahaan itu juga berisiko terkena sanksi.

Semenjak menjabat pada Januari 2021, Presiden AS Joe Biden enggan memberikan sanksi kepada entitas China yang terlibat dalam perdagangan minyak dan petrokimia dengan Iran, karena berharap dapat mencapai kesepakatan untuk menghidupkan lagi perjanjian nuklir Iran tahun 2015.

Upaya untuk menghidupkan kembali perjanjian itu – di mana selama terikat dalam perjanjian, Iran telah membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi AS dan lainnya – sejauh ini menemui jalan buntu, sehingga mendorong pemerintah AS untuk menggunakan cara-cara lain untuk menambah tekanan terhadap Iran.

“Amerika Serikat terus mengupayakan jalur diplomasi untuk mencapai kesepakatan untuk kembali menerapkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA),” kata Wakil Menteri keuangan bidang Terorisme dan Intelijen Keuangan, Brian Nelson, dalam sebuah pernyataan, merujuk pada nama resmi kesepakatan tahun 2015 itu.

“Hingga Iran siap untuk kembali menerapkan komitmennya secara penuh, kami akan terus memberlakukan sanksi atas penjualan gelap minyak dan petrokimia Iran.” [rd/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG