Tautan-tautan Akses

Minyak, Iran, dan HAM jadi Agenda Utama dalam Pertemuan Macron dan Putra Mahkota Saudi


Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri konferensi pers bersama di Istana Elysee, Paris. pada 10 April 2018. (Foto: Pool via AP/Yoan Valat)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menghadiri konferensi pers bersama di Istana Elysee, Paris. pada 10 April 2018. (Foto: Pool via AP/Yoan Valat)

Presiden Prancis Emmanuel Macron menerima Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman pada Kamis (28/7). Pertemuan tersebut berlangsung ketika pihak Barat tengah berupaya meningkatkan usahanya dalam membujuk negara produsen minyak tersebut di tengah perang di Ukraina dan macetnya pembicaraan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Iran.

Tokoh-tokoh oposisi dan kelompok HAM di Prancis telah mengecam keputusan Macron untuk mengundang pemimpin Saudi itu ke acara makan malam di Istana Elysee. Pihak Barat sebelumnya telah menuduh putra mahkota itu memerintahkan pembunuhan jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi, pada 2018.

Lawatan ke Paris oleh pemimpin Saudi itu terjadi dua minggu setelah ia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Arab Saudi. Pihak Barat ingin memulihkan hubungan dengan raksasa produsen minyak dari kawasan Teluk Arab itu ketika pihaknya harus melawan pengaruh Iran, Rusia, dan China yang semakin besar di kawasan Teluk.

Prancis dan negara-negara Eropa lainnya sedang berusaha melakukan diversifikasi dalam sumber-sumber energi mereka menyusul invasi Rusia ke Ukraina, yang menyebabkan Moskow mengurangi pasokan gas alamnya ke Eropa.

Macron ingin Riyadh, eksportir minyak terbesar di dunia, meningkatkan produksinya. Seorang pejabat kepresidenan Prancis mengatakan kepada reporter bahwa Macron akan membahas isu HAM, termasuk kasus-kasus tertentu, serta berdiskusi mengenai produksi minyak dan perjanjian nuklir dengan Iran dalam pertemuan tersebut.

Prancis merupakan salah satu pemasok senjata utama untuk Riyadh, tetapi kini menghadapi tekanan semakin besar untuk mengkaji kembali penjualan itu karena krisis kemanusiaan yang terjadi di Yaman, yang merupakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia, di mana koalisi yang dipimpin oleh Saudi telah memerangi pembrontak Houthi yang didukung Iran sejak 2015.

Pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul telah memicu sebuah reaksi kemarahan internasional. Intelijen AS menyimpulkan putra mahkota Saudi memberi persetujuan langsung pembunuhan terhadap penulis kolom harian Washington Post itu. Putra mahkota telah membantah dirinya terlibat dalam pembunuhan itu. [jm/ps]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG