Tautan-tautan Akses

AS Siapkan Kampus Khusus untuk Suku Amish


Profesor Universitas Michigan Patricia Hall dan mahasiswa pascasarjana Joshua Devries meninjau naskah musik untuk "The Most Beautiful Time of Life." (Foto: Christopher Boyes/University of Michigan via AP)
Profesor Universitas Michigan Patricia Hall dan mahasiswa pascasarjana Joshua Devries meninjau naskah musik untuk "The Most Beautiful Time of Life." (Foto: Christopher Boyes/University of Michigan via AP)

Jumlah penduduk suku Amish di Amerika kini tercatat lebih dari seperempat juta orang, naik lebih dari dua kali dari angka yang tercatat pada tahun 1989. Para periset memperkirakan jumlah itu akan menjadi setengah juta orang dalam waktu 20 tahun ke depan. Kenaikan jumlah penduduk itu juga berarti kenaikan jumlah anak-anak yang memerlukan sekolah.

Siapakah penduduk suku Amish itu? Mereka adalah orang-orang keturunan migran Jerman yang pindah ke Amerika dalam abad ke-17. Hingga kini mereka masih menolak menggunakan alat-alat modern seperti lampu listrik, mobil, televisi, radio ataupun komputer. Ya, barangkali agak mirip dengan suku Baduy yang tinggal di Jawa Barat.

Anak-anak warga Amish itu hanya bersekolah sampai kelas dua SMP, dan para guru mereka juga tidak berpendidikan lebih tinggi dari itu.

Saat ini, sebagian besar orang Amish memanggang, selimut, atau membuat furnitur untuk mendukung industri wisata yang bermunculan di sekitar komunitas mereka. (Foto: VOA / Erika Celeste)
Saat ini, sebagian besar orang Amish memanggang, selimut, atau membuat furnitur untuk mendukung industri wisata yang bermunculan di sekitar komunitas mereka. (Foto: VOA / Erika Celeste)

Ada sejumlah alasan mengapa anak-anak Amish itu tidak punya pendidikan lebih tinggi. Nomor satu adalah karena masyarakat Amish pada umumnya hidup dari bertani, dan bertukang, dan membuat berbagai perkakas sederhana dari kayu. Karena itu, para tetua suku beranggapan, pendidikan lebih tinggi dari kelas dua SMP itu tidak ada gunanya, dan hanya akan mendorong ide-ide yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Kristen yang mereka anut.

Keberatan lain yang diajukan warga Amish untuk pendidikan yang lebih tinggi adalah alasan agama, karena mereka menjalankan dan memahami ajaran dalam kitab suci orang Kristen secara harafiah. Ajaran tentang teori evolusi dianggap sangat bertentangan dengan kisah penciptaan dunia dengan segala isinya.

Dalam sekolah Amish yang terdiri dari satu ruangan itu, tidak ada pelajaran agama secara langsung, karena hal itu diserahkan pada orang tua dan kepada para pemimpin gereja.

Secara umum bisa dikatakan, anak-anak suku Amish itu mendapat pelajaran sejarah, ilmu bumi, bahasa Jerman dan sedikit sains.

Guru Sekolah Amish itu biasanya perempuan, yang mengajar semua murid dari kelas satu SD sampai kelas dua SMP. Ia dipilih oleh para pemimpin suku berdasarkan sikap moral yang baik, punya nilai-nilai Kristiani yang kuat dan tentunya punya minat untuk menjadi guru.

Kelas-kelas dibagi menjadi dua: yang satu untuk murid kelas satu sampai kelas empat SD, dan kelas yang kedua untuk murid kelas lima SD sampai kelas dua SMP.

Sekolah warga Amish itu biasanya dibangun di tengah lapangan dan punya cukup lahan untuk digunakan sebagai lapangan permainan softball, semacam permainan kasti di Indonesia.

Penduduk Amish tersebar di 32 negara bagian Amerika Serikat, tapi yang terbanyak terdapat di negara bagian Pennsylvania, Ohio dan Indiana.

Kelompok Amish sejak lama menolak trend modernisasi dalam sistem sekolah dan pemerintah federal Amerika akhirnya membiarkan mereka untuk membatasi tingkat pendidikan formal bagi anak-anak mereka.

Konflik tentang soal pendidikan ini dimulai pada tahun 1930-an di Pennsylvania, kemudian meluas ke Iowa dan Kansas, dan akhirnya sampai ke Mahkamah Agung Amerika. Keputusan yang diambil tahun 1972 memberi suku Amish dan kelompok-kelompok agama minoritas lainnya hak untuk membatasi pendidikan anak-anak mereka sampai hanya kelas dua SMP. [ii]

XS
SM
MD
LG