Tautan-tautan Akses

AS "Sangat Prihatin" Pengeboran Minyak Turki di Laut Tengah


Kapal pengebor minyak Turki 'Conquerer' di Teluk Antalya, Turki selatan (foto: ilustrasi). Turki melanjutkan kegiatan pengeboran di perairan Laut Tengah.
Kapal pengebor minyak Turki 'Conquerer' di Teluk Antalya, Turki selatan (foto: ilustrasi). Turki melanjutkan kegiatan pengeboran di perairan Laut Tengah.

Wartawati VOA Anthee Carassava melaporkan dari Athena, ketegangan meningkat di antara negara-negara anggota NATO yang bertetangga dan negara-negara lain di wilayah itu yang hendak menguasai zona kaya minyak. 

Amerika mendesak Turki agar menghentikan kegiatan pengeboran di perairan Laut Tengah yang disengketakan karena khawatir langkah itu akan merusak hubungan diplomatik dengan Yunani.

Desakan yang disampaikan Direktur Urusan Multilateral Departemen Luar Negeri Amerika Matthew Palmer itu menandai intervensi diplomatik terkuat Amerika dalam perselisihan energi yang sudah berlangsung lama antara Yunani dan Turki.

“Amerika tetap sangat prihatin atas kegiatan pengeboran minyak di perairan lepas pantai Siprus. Itu menambah ketegangan di kawasan tersebut dan kami kembali mendesak pemerintah Turki agar menghentikan semua operasi pengeboran itu," kata Palmer.

Peringatan Palmer yang disampaikan dalam konferensi internasional di Yunani menyusul ancaman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk melanjutkan pengeboran, termasuk rencana mengirim kapal eksplorasi baru jauh ke dalam perairan teritorial Yunani, di lepas pantai pulau-pulau Yunani.

Lokasi pasti tidak disebutkan, tetapi Turki telah menyampaikan ancaman akan melakukan pengeboran sejak Erdogan menandatangani perjanjian maritim dengan Libya, yang memungkinkan Turki mengeksplorasi gas alam dan minyak dan mengeksploitasi ratusan kilometer di bawah dasar Laut Tengah dari pesisir tenggaranya hingga Libya utara. Karena pulau-pulau milik Yunani berada di antara itu, maka Turki menyatakan, kesepakatan itu juga memberinya hak untuk melakukan survei di perairan Yunani.

Geoffrey Pyatt, duta besar Amerika untuk Yunani, mengatakan pernyataan itu salah. "Pernyataan itu tidak membantu dan provokatif, dan yang paling penting, Turki tidak bisa mengambil hak dari Yunani."

Ketegangan, bagaimanapun, meningkat antara Yunani dan Turki.

Baru-baru ini, pemimpin kedua negara saling menantang hak kedaulatan masing-masing, dan mengatakan siap berperang untuk membela diri.

Palmer menyarankan kedua pihak agar menghindari konfrontasi. “Sebagai sekutu, Amerika khawatir, ketegangan yang meningkat antara Yunani dan Turki bisa mengakibatkan insiden atau kecelakaan yang mengarah pada konsekuensi yang tidak diinginkan. Pada masa lalu, kita telah melihat insiden di wilayah itu meningkat dengan cepat. Kami mendesak Yunani dan Turki agar memastikan bahwa saluran komunikasi tetap terbuka antara kedua sekutu NATO."

Sejauh ini belum ada kontak diplomatik antara Yunani dan Turki mengenai masalah ini.[ka/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG