Tautan-tautan Akses

AS Pertimbangkan Penumpang dari Inggris Dites Bebas Covid-19


Passengers wearing face masks to prevent the spread of coronavirus queue prior to departure to London at a British Airways check-in desk at Adolfo Suarez-Barajas international airport, outskirts Madrid, Spain, Sunday, July 26, 2020. Britain has put…
Passengers wearing face masks to prevent the spread of coronavirus queue prior to departure to London at a British Airways check-in desk at Adolfo Suarez-Barajas international airport, outskirts Madrid, Spain, Sunday, July 26, 2020. Britain has put…

Pejabat-pejabat Amerika sedang mempertimbangkan untuk mewajibkan semua orang yang datang dari Inggris menunjukkan bukti bahwa mereka telah dites negatif untuk Covid-19

Media berita melaporkan gugus tugas virus corona Gedung Putih bertemu hari Senin. Mereka membahas aturan bahwa orang yang datang dari Inggris menunjukkan hasil tes negatif dalam 48 atau 72 jam sebelum meninggalkan negara itu.

Aturan itu diusulkan sementara lebih dari 40 negara telah melarang masuk sementara bagi orang yang datang dari Inggris. Langkah itu diambil sebagai tanggapan atas lonjakan kasus penularan jenis baru virus corona yang melanda Inggris selatan.

Amerika tidak melarang masuk penerbangan dari Inggris, tetapi Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan ia telah meminta maskapai yang terbang ke negara bagian itu dari Inggris agar mengharuskan semua penumpang melakukan tes Covid-19 sebelum masuk pesawat. Tiga maskapai: Virgin Atlantic, British Airways dan Delta Airlines, telah menyetujui permintaan Gubernur Cuomo.

Gubernur Washington Jay Inslee hari Senin memerintahkan karantina 14 hari kepada semua orang yang datang ke negara bagian itu dari Inggris dan Afrika Selatan, di mana mutasi serupa virus corona telah diidentifikasi.

Juga hari Senin, Anthony Fauci, kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan kemungkinan jenis baru virus corona itu sudah ada di Amerika.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Senin (21/12) memperingatkan agar tidak khawatir berlebihan terhadap jenis baru virus corona itu. Menurut WHO, belum ada bukti bahwa jenis baru virus itu lebih mematikan daripada jenis yang dikenal sejauh ini. WHO menambahkan bahwa mutasi semacam itu adalah normal dalam evolusi pandemi. [ka/ab]

XS
SM
MD
LG