Tautan-tautan Akses

AS Pertimbangkan Opsi Penggunaan Tentara Bayaran di Afghanistan


Pendiri Blackwater Erik Prince saat wawancara dengan VOA tentang usulan penggunaan tentara bayaran di Afghanistan. (Foto:dok)
Pendiri Blackwater Erik Prince saat wawancara dengan VOA tentang usulan penggunaan tentara bayaran di Afghanistan. (Foto:dok)

Para pembuat kebijakan Amerika ”hampir menyelesaikan” strategi baru di Afghanistan dan Asia selatan, namun pilihan kebijakan yang dibahas masih beragam mulai dari penarikan pasukan sampai penggunaan tentara bayaran.

“Saya yakin kami sudah hampir selesai membuat pernilaian,” kata Menteri Pertahanan Jim Mattis hari Senin (14/8).

Amerika saat ini punya 8.400 tentara di Afghanistan untuk membantu tentara Afghanistan melawan Taliban dan kelompok-kelompok militan yang berafiliasi dengan al-Qaida dan ISIS.

Rencana untuk mengirim 4.000 pasukan lagi masih tertunda, sementara Gedung Putih dan pejabat militer membahas berbagai pilihan lain.

Salah satu kemungkinan yang kabarnya menarik perhatian Presiden Trump adalah mengurangi jumlah pasukan Amerika dan menggunakan tentara bayaran atau yang disebut “kontraktor swasta.”

Rancangan yang diajukan oleh pendiri perusahaan keamanan swasta, yang dulu dikenal dengan nama Blackwater, mengusulkan penggantian tentara Amerika dengan 5.000 tentara bayaran yang akan dibantu dengan 90 pesawat tempur swasta.

“Amerika saat ini menghabiskan anggaran yang lebih besar dari keseluruhan anggaran pertahanan Inggris, hanya untuk Afghanistan, kata pendiri Blackwater Erik Prince kepada VOA. “Amerika tidak bisa terus menghabiskan dana seperti itu,” tambahnya.

Prince menyebut cara pendekatan Amerika di Afghanistan “sangat kacau balau”, dan menambahkan bahwa kalau rencananya diterima, ia bisa menangani masalah Afghanistan dengan biaya kurang dari 10 miliar dolar per tahun. Tapi Prince tidak menjelaskan berapa lama dibutuhkan waktu untuk “menyelesaikan” masalah Afghanistan itu. [ii]

XS
SM
MD
LG