Tautan-tautan Akses

AS Pertimbangkan Boikot Diplomatik Terhadap Olimpiade Beijing


Orang-orang berjalan melewati spanduk Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Beijing, 27 Oktober 2021. (Foto: Reuters)
Orang-orang berjalan melewati spanduk Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Beijing, 27 Oktober 2021. (Foto: Reuters)

Presiden Joe Biden mengatakan pada Kamis (18/11) bahwa dia sedang mempertimbangkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, sebagai upaya untuk menunjukkan ketegasan atas pelanggaran HAM oleh China tanpa dampak pada atlet AS.

Itu adalah “sesuatu yang kami pertimbangkan,” kata Biden kepada para wartawan ketika bertemu dengan PM Kanada Justin Trudeau di Gedung Putih. Olimpiade Beijing berlangsung pada Februari mendatang.

Komentar Biden itu menyusul pertemuan lewat konferensi video yang telah lama ditunggu-tunggu dengan Presiden China Xi Jinping pada Senin malam, di mana kedua pemimpin mengatakan mereka ingin memastikan stabilitas dan mencegah konflik yang tidak disengaja.

Sebuah layar memperlihatkan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan virtual dengan Presiden AS Joe Biden melalui tautan video, di sebuah restoran di Beijing, China, 16 November 2021. (Foto: Reuters)
Sebuah layar memperlihatkan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan virtual dengan Presiden AS Joe Biden melalui tautan video, di sebuah restoran di Beijing, China, 16 November 2021. (Foto: Reuters)

Presiden AS berada di bawah tekanan di dalam negeri untuk berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia oleh China, terutama di wilayah Xinjiang di mana pemerintah AS mengatakan penindasan terhadap kelompok etnis Uyghur memenuhi syarat sebagai genosida.

Para aktivis mengatakan bahwa setidaknya satu juta orang Uighur dan lainnya yang berbahasa Turki, yang sebagian besar minoritas Muslim, telah dipenjarakan di kamp-kamp di Xinjiang, di mana China juga dituduh mensterilkan perempuan secara paksa dan memberlakukan kerja paksa.

Kementerian Luar Negeri China pada Jumat (19/11) menyangkal tuduhan pelanggaran hak asasi manusia itu dan mengatakannya “tidak konsisten dengan kebenaran dan sama sekali tidak berdasar,” serta menyebut klaim Washington sebagai “lelucon di mata orang-orang China.”

Para pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa masalah tersebut tidak diangkat dalam pertemuan virtual Biden-Xi. [lt/uh]

XS
SM
MD
LG