Tautan-tautan Akses

AS Pelajari Langkah Tambahan untuk Tekan Junta Myanmar


Menlu AS Antony Blinken (kiri) dalam konferensi pers bersama Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah di Putrajaya, Malaysia, 15 Desember 2021. (Jai Huzaini/Ministry of Foreign Affair via AP)
Menlu AS Antony Blinken (kiri) dalam konferensi pers bersama Menlu Malaysia Saifuddin Abdullah di Putrajaya, Malaysia, 15 Desember 2021. (Jai Huzaini/Ministry of Foreign Affair via AP)

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Rabu (15/12) mengatakan AS perlu meninjau penerapan langkah-langkah tambahan terhadap Myanmar, di mana “krisis terus bertambah buruk” 10 bulan setelah kudeta militer.

“Saya pikir beberapa pekan dan bulan mendatang akan sangat penting untuk meninjau langkah-langkah dan tindakan tambahan apa yang dapat kita ambil secara masing-masing, secara kolektif, untuk menekan rezim agar mengembalikan negara ke jalur demokrasi,” kata Blinken, yang berbicara kepada wartawan di samping Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah dalam lawatannya ke Kuala Lumpur.

Ia menyebut beberapa tujuan spesifik, termasuk diakhirinya kekerasan, dibebaskannya tahanan dan akses bagi para pekerja kemanusiaan.

“ASEAN memiliki lima butir rencana konsensus yang disetujui dan ditandatangani junta,” kata Blinken. “Rencana tersebut perlu diberlakukan.”

Saifuddin mengatakan situasi di Myanmar akan menjadi bagian penting agenda sewaktu para menteri luar negeri ASEAN bertemu bulan depan dan bahwa rencana lebih rinci mengenai peta jalan itu diperlukan.

“Kita harus melihat apa langkah nyata selanjutnya,” ujar Saifuddin. “Kami memiliki konsensus lima butir, tetapi kami belum mengidentifikasi secara pasti kapan dan bagaimana hal-hal tertentu perlu dicapai. Jadi, menguraikan langkah-langkah aktual dan tonggak aktual seperti tanggal dan hasilnya, saya yakini sebagai posisi penting yang akan kami usahakan dan capai dalam pertemuan kami.”

Saifuddin menyatakan perlunya mengambil tindakan, seraya menyoroti efek limpahan ke negara-negara tetangga Myanmar, seperti banyaknya pengungsi Rohingya yang ditampung di Bangladesh dan Malaysia.

“Saya memahami bahwa kami menjunjung prinsip tidak campur tangan, tetapi jika saya dapat mengulangi apa yang saya katakan sebelumnya, ASEAN juga harus melihat prinsip tidak mengabaikan karena apa yang terjadi di Myanmar telah keluar dari Myanmar,” katanya.

Kunjungan Blinken ke Malaysia juga mencakup pertemuan dengan PM Dato’ Sri Ismail Sabri bin Yaakob, berbicara dengan perwakilan dari sektor energi Malaysia mengenai reformasi energi bersih dan acara dengan mereka yang terlibat dengan Malaysian Young Southeast Asia Leadership Initiative.

Ia dijadwalkan bertolak ke Thailand hari Kamis. [uh/ka]

XS
SM
MD
LG