Tautan-tautan Akses

AS Kukuhkan Serangan Udara yang Tewaskan 33 Warga Sipil Afghanistan


Warga desa Afghanistan berkumpul di sekitar jenazah korban bentrokan antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di desa Buz-e Kandahari, provinsi Kunduz, Afghanistan, 4 November 2016 (Foto: dok),
Warga desa Afghanistan berkumpul di sekitar jenazah korban bentrokan antara Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan di desa Buz-e Kandahari, provinsi Kunduz, Afghanistan, 4 November 2016 (Foto: dok),

Tidak akan ada tindakan lanjutan yang diambil karena pasukan Amerika bertindak untuk membela diri serta mengikuti semua undang-undang dan kebijakan yang berlaku, demikian kesimpulan yang disebutkan dalam pernyataan itu.

Militer Amerika Serikat, Kamis (12/1), mengatakan "sangat disesalkan" bahwa sebuah operasi militer gabungan di Afghanistan Utara pada awal November lalu telah menewaskan 33 warga sipil Afghanistan dan mencederai 27 lainnya, saat merilis rincian penyelidikan mengenai insiden tersebut.

Serangan maut di desa Boz di provinsi Kunduz yang bergejolak meratakan puluhan rumah, sebut warga dan pemberontak Taliban. Operasi gabungan itu dilakukan untuk menangkap pimpinan Taliban yang merencanakan kekerasan untuk merebut ibukota provinsi Kunduz, jelas para pejabat militer Amerika dan Afghanistan.

“Untuk membela diri dan pasukan Afghanistan, pasukan Amerika membalas tembakan sebagai pertahanan diri terhadap Taliban yang menggunakan rumah-rumah warga sipil sebagai tempat melepaskan tembakan,” sebut militer Amerika, Kamis.

Pernyataan itu mengutip Jenderal John Nicholson, komandan pasukan Amerika di Afghanistan, yang mengatakan. “Apapun situasinya, saya sangat menyesalkan jatuhnya korban yang tak bersalah. Saya ingin meyakinkan Presiden Ghani dan rakyat Afghanistan bahwa kami akan mengambil semua langkah yang perlu untuk melindungi warga sipil Afghanistan.”

Pasukan khusus Afghanistan telah merencanakan serangan terhadap tempat persembunyian Taliban di Kunduz dengan bantuan sekelompok kecil penasihat militer Amerika. Tetapi pemberontak tak lama kemudian menyerang mereka, melepaskan tembakan dari berbagai bangunan sipil, jelas militer Amerika dalam penyelidikannya.

“Pasukan Amerika dan Afghanistan terpaksa meminta bantuan serangan udara Amerika untuk membela diri. Serangan-serangan udara ini juga digunakan untuk menumpas Taliban yang menembaki aset-aset evakuasi medis Amerika sewaktu korban tewas dan cedera dievakuasi,” sebut pernyataan itu.

Tidak akan ada tindakan lanjutan yang diambil karena pasukan Amerika bertindak untuk membela diri serta mengikuti semua undang-undang dan kebijakan yang berlaku, demikian kesimpulan yang disebutkan dalam pernyataan itu.

Baku tembak itu menewaskan dua tentara Amerika dan tiga anggota pasukan komando Afghanistan. Di pihak Taliban, 26 militan, termasuk pimpinan mereka, tewas, dan 26 lainnya luka-luka. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG