Tautan-tautan Akses

AS Jamin Keamanan Israel terkait Perjanjian Nuklir Iran


Presiden AS Barack Obama saat menerima PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih (foto: dok). AS menjamin perjanjian nuklir Iran bukan ancaman bagi Israel.
Presiden AS Barack Obama saat menerima PM Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih (foto: dok). AS menjamin perjanjian nuklir Iran bukan ancaman bagi Israel.

Amerika tidak akan menandatangani perjanjian terkait program nuklir Iran jika berpotensi mengancam Israel, kata Gedung Putih hari Jumat (3/4).

Komentar Gedung Putih itu menanggapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menuntut agar perjanjian akhir apapun dengan Iran harus menjamin keberadaan negaranya, seperti ditulis kantor berita Reuters.

Juru bicara Gedung Putih Eric Schultz mengatakan Amerika memahami posisi Netanyahu dan Presiden Obama “tidak akan menandatangani perjanjian apapun jika dirasa akan mengancam negara Israel.”

Iran dan enam negara berpengaruh dunia (P5+1) hari Kamis menyepakati sejumlah parameter utama yang akan menjadi landasan perjanjian akhir terkait program nuklir negara republik Islam itu. Kesepakatan akhir itu diharapkan tercapai sebelum 30 Juni.

Presiden Iran Hassan Rouhani hari Jumat berpidato lewat televisi dan menyebut kesepakatan awal tersebut sebagai “langkah pertama menuju interaksi yang lebih produktif dengan dunia.”

Schultz juga mengatakan Presiden Obama berencana membahas kesepakatan awal itu dengan ke-empat pemimpin Kongres Amerika. Faksi Republik, yang menguasai Kongres, selama ini pesimistis dan menentang perundingan itu.

Berdasarkan kesepakatan awal, Iran akan butuh waktu paling tidak satu tahun jika ingin membuat satu bom nuklir. Dengan demikian, pihak pemantau internasional akan punya waktu untuk merespons jika Iran curang. Saat ini, Iran dikatakan mampu menghasilkan satu bom nuklir dalam dua atau tiga bulan.

Iran juga sepakat mengurangi hingga duapertiga jumlah sentrifugal untuk memperkaya uraniumnya. Saat ini, menurut laporan, Iran mengoperasikan sekitar 19.000 sentrifugal dan akan menguranginya menjadi 6.104.

Kesepakatan itu juga mewajibkan Iran menetralkan sebagian besar cadangan uraniumnya yang telah diperkaya, merombak fasilitas di Fordo sehingga tidak bisa memperkaya uranium, dan merancang ulang reaktor Arak sehingga tidak menghasilkan plutonium kelas tinggi yang bisa membuat senjata.

Inspeksi oleh badan nuklir PBB juga akan diperketat, menurut laporan itu.

Iran telah berulangkali menegaskan tidak berminat membuat bom nuklir, namun pihak Barat mengatakan ada bagian-bagian program nuklir negara itu yang berpotensi menghasilkan senjata.

Recommended

XS
SM
MD
LG