Tautan-tautan Akses

AS Dukung Pengadilan Khusus atas ‘Agresi’ Rusia terhadap Ukaina


Warga Ukraina memasukkan jenazah korban perang ke kuburan massal di pinggiran kota Mariupol, Ukraina, 9 Maret 2022, karena orang tidak dapat menguburkan mereka di tengah tembakan artileri pasukan Rusia (ilustrasi).
Warga Ukraina memasukkan jenazah korban perang ke kuburan massal di pinggiran kota Mariupol, Ukraina, 9 Maret 2022, karena orang tidak dapat menguburkan mereka di tengah tembakan artileri pasukan Rusia (ilustrasi).

Amerika Serikat pada hari Selasa (28/3) memberikan dukungan bagi pengadilan internasional khusus untuk mengadili Rusia atas “agresinya” terhadap Ukraina, membangun momentum untuk mengadili kejahatan tersebut untuk pertama kalinya sejak setelah Perang Dunia II.

Uni Eropa telah mengadvokasi diselenggarakannya pengadilan khusus, yang dapat mengajukan tuntutan-tuntutan baru terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan akan menjadi masalah hukum baru yang dihadapinya setelah Mahkamah Pidana Internasional menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Putin atas tuduhan kejahatan perang.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Selasa (28/3) bahwa AS akan bekerja sama dengan sekutu-sekutunya untuk menyelenggarakan sebuah “pengadilan khusus atas tindak kejahatan agresi” terkait invasi Rusia ke negara tetangganya sejak Februari 2022 lalu.

“Kami membayangkan pengadilan tersebut akan mendapatkan dukungan internasional yang besar – khususnya dari mitra-mitra kami di Eropa – dan idealnya berlokasi di negara lain di Eropa.”

Beth Van Schaack, duta besar AS untuk peradilan pidana global (foto: dok)
Beth Van Schaack, duta besar AS untuk peradilan pidana global (foto: dok)

Beth Van Schaack, duta besar AS untuk peradilan pidana global, mengatakan bahwa AS menginginkan pengadilan tersebut memiliki personel dan sumber daya internasional.

“Kami percaya pengadilan internasional yang berakar pada sistem peradilan Ukraina – namun juga mencakup elemen internasional – akan menjadi jalur yang paling jelas untuk membentuk sebuah pengadilan baru dan memaksimalkan peluang kami untuk mendapatkan pertanggungjawaban yang bermakna,” ungkapnya dalam sebuah pidato di Catholic University of America hari Senin (27/3).

“Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Ukraina dan negara-negara cinta damai di seluruh dunia untuk mendukung, menyediakan personel dan sumber daya bagi pengadilan tersebut sehingga akan tercapai pertanggungjawaban yang komprehensif atas kejahatan internasional yang sedang dilakukan di Ukraina,” ujarnya.

Itu adalah pertama kalinya Amerika Serikat – yang memiliki hubungan yang tegang dengan Mahkamah Pidana Internasional – secara terbuka mendukung penyelenggaraan pengadilan khusus tentang Ukraina.

Uni Eropa pada November lalu memunculkan gagasan tersebut, yang didukung secara resmi Januari lalu lewat pemungutan suara di Parlemen Eropa. [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG