Tautan-tautan Akses

Arab Saudi Tuduh Iran Lancarkan 'Perang'


Seorang tentara Arab Saudi mengarahkan senjatanya ke perbatasan Yaman di Jizan, Arab Saudi, 20 April 2015. (File:Dok)
Seorang tentara Arab Saudi mengarahkan senjatanya ke perbatasan Yaman di Jizan, Arab Saudi, 20 April 2015. (File:Dok)

Arab Saudi mengatakan musuh bebuyutannya, Iran, mungkin telah menyulut “peperangan” ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman menembakkan rudal ke Riyadh.

Pihak Arab Saudi mencegat rudal itu yang ditembakkan ke Bandara Internasional King Khalid, Sabtu (4/11).

Koalisi pimpinan Arab Saudi yang memerangi Houthi mengatakan bahwa pihaknya punya "hak untuk menanggapi agresi militer terang-terangan" Iran.

"Campur tangan Iran di wilayah tersebut merugikan keamanan negara-negara tetangga dan mempengaruhi perdamaian dan keamanan internasional," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir di Twitter.

Iran membantah mempersenjatai Houthi dan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengecam Arab Saudi karena menyebabkan kematian dan kehancuran di Yaman.

"KSA (Kerajaan Arab Saudi) mengebom Yaman sampai berkeping-keping, membunuh ribuan orang tak berdosa, termasuk bayi, menyebarkan kolera dan kelaparan, tapi tentu saja menyalahkan Iran," demikian bunyi pesannya di twitter.

Menanggapi serangan rudal tersebut, Koalisi itu Senin (6/11) mengatakan menutup sementara daratan, laut dan bandara Yaman.

Pernyataan koalisi mengatakan "kerawanan dalam prosedur pemeriksaan saat ini" memungkinkan rudal balistik dan peralatan militer lainnya mencapai Houthi.

Meskipun pejabat mengatakan penutupan tersebut bersifat sementara, mereka tidak mengatakan berapa lama akan dilakukan dan PBB prihatin mengenai cara menyalurkan makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan penduduk Yaman yang menderita. Dua penerbangan bantuan kemanusiaan yang dijadwalkan ke Yaman Senin dibatalkan.

Juru Bicara Pentagon mengatakan kepada VOA, Amerika menyambut baik pernyataan Arab Saudi yang mengungkap peran Garda Revolusi Iran (IRGC) di Yaman.

"Kami terus mempertahankan hubungan pertahanan yang kuat dengan Kerajaan Arab Saudi dan bekerja sama dalam prioritas keamanan bersama untuk menyertakan operasi tempur melawan organisasi ekstremis yang keras, dan menetralkan pengaruh destabilisasi Iran di wilayah Timur Tengah," kata Juru Bicara tersebut.

Pemberontak Houthi merebut Sanaa ibukota Yamen tahun 2014, memaksa presiden Abdu Rabu Mansour Hadi yang disetujui internasional melarikan diri ke Riyadh. Dia kemudian kembali untuk membentuk pemerintahannya di kota pelabuhan Aden, Yaman selatan.

Serangan-serangan udara yang dipimpin Arab Saudi bertujuan mengusir pemberontak Houthi telah meratakan seluruh lingkungan dan membunuh lebih dari 8.000 warga sipil.

Kelompok ekstremis, termasuk al-Qaida di Jazirah Arab, telah memanfaatkan kekosongan politik di Yaman untuk mendirikan kamp-kamp militan. [my]

XS
SM
MD
LG