Tautan-tautan Akses

Aplikasi Line Berharap Sukses di Luar Asia


Turis berfoto dengan karakter beruang Line di toko cenderamata Line Friends di Seoul. (AP/Lee Jin-man)
Turis berfoto dengan karakter beruang Line di toko cenderamata Line Friends di Seoul. (AP/Lee Jin-man)

Popularitas stiker Brown dan Cony buatan Line telah membentuk tren baru dalam komunikasi seluler.

Awalnya hanya stiker digital yang dipakai oleh pengguna aplikasi pesan seluler Line, beruang Brown dan pacarnya, kelinci Cony, serta tujuh kawan mereka yang lain akan segera diluncurkan lewat toko, realitas virtual dan mungkin film animasi.

Bagi para pengguna ponsel pintar di Asia, yang memiliki 181 juta pengguna Line bulanan, para karakter itu sama populernya seperti ikon-ikon lama yang yakni Hello Kitty atau bintang animasi Disney. Mereka tidak dikenal di Amerika atau Eropa namun pemilik Line Corp. berharap akan mengubah hal tersebut.

Perusahaan berencana membuka 100 toko yang menjual boneka Brown dan karakter-karakter "Line Friends" yang imut-imut lainnya di seluruh dunia selama tiga tahun ke depan. Dua toko sudah dibuka di Seoul dan toko-toko pertama di Shangai dan New York akan dibuka tahun ini.

Kehadiran toko-toko itu diharapkan akan menarik lebih banyak pengguna kepada aplikasi tersebut dan membantu me-replikasi keberhasilan yang pesat di Asia dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya. Hal itu juga akan memberi perusahaan jalan belakang menuju China, tempat Line dan aplikasi-aplikasi pesan serta situs media sosial diblokir.

"Kami tidak pernah berniat melakukan bisnis karakter," ujar Yoon Sunmin, yang mengepalai bisnis karakter Line, dalam sebuah wawancara. "Itu meledak tanpa sengaja," ujarnya.

Lebih besar dan lebih ekspresif dibandingkan dengan emoticon, stiker-stiker Line itu telah menarik pengguna yang sebagian besar ada di Jepang, Thailand, Indonesia, India dan Spanyol. Hal itu juga yang membedakan Line dengan pesaingnya, WhatsApp, yang dibeli oleh Facebook sekitar US$22 miliar.

Line bernilai sekitar $18 miliar berdasarkan pendapatan dari pengguna bulanan, menurut Marcello Ahn, manajer dana di Quad Investment Management.

Popularitas stiker Brown dan Cony telah membentuk tren baru dalam komunikasi seluler.

Bukannya menulis pesan, banyak pengguna mengirim stiker yang menunjukkan Brown, misalnya, duduk di toilet atau makan semangkuk mie. Para pengguna mulai mengasosiasikan diri mereka dengan karakter-karakter tertentu yang sekarang telah bertambah.

"Orang-orang mengekspresikan emosi mereka dengan karakter jadi kedalaman interaksinya berbeda," ujar Yoon.

Stiker-stiker itu juga membuat Line sebagai layanan pesan seluler langka yang meraup uang tunai, pertama dengan menjual stiker seharga $2 per pak untuk para pengguna ponsel dan kemudian menambah bisnis-bisnis baru seperti permainan dan layanan panggilan taksi. Para pengguna sekarang dapat menjual stiker-stiker yang mereka buat kepada pengguna Line. Ada lebih dari 200.000 orang di dunia yang melakukannya.

Keuntungan bersih Line Corp. melonjak 50 persen pada 2014 menjadi 126 miliar won ($112 juta) dari pendapatan 670 miliar won ($594 juta), menurut perusahaan induknya, Naver Corp dari Korea Selatan. Aplikasi itu diluncurkan Juni 2011.

Line juga mendapat untung dari popularitas besar karakter-karakter binatang lewat permainan seluler dan acara TV animasi di Jepang.

Di China, perusahaan berharap toko-toko dan upaya bisnis lain akan membawa posisis awal kuat kalau-kalau otoritas akan melonggarkan pemblokiran aplikasi tersebut.

Selain toko, Line sedang membahas pembangunan taman bermain realitas virtual di China. Taman bermain pertama semacam itu akan dibuka di Bangkok musim panas ini.

Line juga sedang bernegosiasi dengan produsen-produsen Hollywood untuk mengubah karakter-karakter imut-imut itu menjadi film animasi televisi atau layar lebar.

XS
SM
MD
LG