Tautan-tautan Akses

Apakah Konsumen Siap Coba Teknologi Augmented Reality?


ARSIP – Permainan di telepon pintar besutan Nintendo yang mengandalkan teknologi augmented reality yaitu “Pokemon Go” tampak pada layar telepon pintar dalam foto ilustrasi yang diambil di Palm Springs, California tanggal 11 Juli 2016.
ARSIP – Permainan di telepon pintar besutan Nintendo yang mengandalkan teknologi augmented reality yaitu “Pokemon Go” tampak pada layar telepon pintar dalam foto ilustrasi yang diambil di Palm Springs, California tanggal 11 Juli 2016.

Anda mungkin telah merasakan teknologi “augmented reality,” paduan antara dunia maya dan dunia nyata, saat anda memburu monster yang muncul di layar di lokasi-lokasi di dunia nyata dalam sensasi permainan yang muncul tahun lalu, “Pokemon Go.”

Aplikasi augmented reality yang akan datang akan mengikuti prinsip yang sama yang menempelkan gambar-gambar dunia maya di atas lingkungan dunia nyata. Sehingga teknologi ini memungkinkan ada melihat bagaimana perabotan yang ingin anda beli terlihat di ruang keluarga sungguhan sebelum anda membeli perabotan itu, contohnya.

Meskipun “Pokemon Go” tidak membutuhkan perangkat keras atau perangkat lunak khusus, aplikasi Augmented Reality yang lebih canggih akan membutuhkan perangkat keras atau perangkat lunak. Baik Google maupun Apple telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan hal itu. Teknologi Augmented Reality milik Google sudah tersedia pada telepon pintar berbasis Android yang diproduksi oleh Lenovo dan Asus. Hari Selasa, Google mengumumkan rencana untuk membawa teknologi Augmented Reality ke lebih banyak lagi model telepon pintar, termasuk model telepon produksi Samsung yang populer yaitu S8 dan Pixel produksi Google, meskipun perusahaan itu tidak memberikan jadwal yang pasti di luar janji untuk memperbaharui sistem operasi menjelang akhir tahun.

Hasilnya, Apple mungkin akan mendahului karena perusahaan itu telah menerapkan teknologi Augmented Reality ke semua model iPhone dan iPad terbaru pada pembaharuan perangkat lunak yang diharapkan akan didistribusikan bulan depan yaitu, iOS 11. Ratusan juta alat yang siap menerapkan teknologi Augmented Reality tiba-tiba akan berada di tangan konsumen.

Namun berapa banyak orang yang akan siap untuk mencoba teknologi Augmented Reality?

Aplikasi-aplikasi awal

Dari lusinan aplikasi yang didemonstrasikan baru-baru ini untuk perangkat Android dan iPhones, aplikasi yang paling menjanjikan adalah aplikasi perabot rumah tangga.

Dari katalog atau laman web, tidak mudah untuk mengatakan apabila sebuah sofa atau ranjang akan muat di ruangan anda. Bahkan apabila perabot itu muat, apakah akan ada cukup ruang untuk perabot yang lain sehingga orang dapat berlalu lalang dengan mudah?

Dengan teknologi Augmented Reality, anda dapat pergi ke ruang keluarga atau ruang tidur dan menambahkan benda yang rencakan untuk beli. Telepon pintar anda akan memetakan dimensi ruangan anda dan menyesuaikan skala benda maya itu secara otomatis; anda tidak perlu alat pengukur manual. Toko perabot online Wayfair telah memiliki aplikasi WayfairView untuk sistem operasi Android, sementara Ikea mengeluarkan aplikasi untuk sistem operasi Apple. Wayfair menyatakan pihaknya sedang menjajaki untuk membuat aplikasi yang dapat juga digunakan pada iPhones dan iPads.

Dan untuk yang sedang bermain-main, Holo untuk Android memungkinkan ada berpose di sisi harimau dan tokoh kartun maya juga. Untuk iPhones dan iPads, Food Network akan memungkinkan ada menambahkan hiasan dan taburan di atas cupcake maya. Anda juga dapat menambahkan balon dan mata – siapa yang melakukannya? – dan membagikan hasil ciptaannya di media sosial.

Permainan dan pendidikan juga adalah kategori yang populer. Pada perangkat besutan Apple, sebagai pelengkap aplikasi “The Walking Dead” keluaran AMC dapat menciptakan zombie yang tampak berada di sebelah orang sungguhan sebagian bagian dari kreasi foto anda. Pada sistem operasi Android, berbagai aplikasi dibuat untuk pelajaran di kelas yang memungkinkan para siswa menjelajahi sistem tata surya, gunung berapi, dan banyak lagi.

Lebih dari realitas maya

Virutal Reality adalah teknologi yang membuat anda terbawa ke dunia yang berbeda, ketimbang mencoba untuk memadukan dunia nyata dengan gambar-gambar maya, sebagaimana yang dilakukan oleh teknologi Augmented Reality. Seharusnya Virtual Reality menjadi hal terhebat yang muncul selanjutnya, namun tampaknya aplikasi teknologi ini hanya memiliki penerapan yang terbatas di luar industri permainan dan lingkungan industri. Anda perlu perangkat headset, yang dapat membuat anda merasa pusing bila Anda menggunakannya terlalu lama.

Virtual Reality memiliki kekurangan dari segi elemen interaksi sosial. Begitu anda mengenakan perangkat headset, interaksi anda dengan orang lain di sekitar anda akan lenyap. Bagian dari daya tarik “Pokemon Go” adalah kemampuannya untuk bertemu dengan orang asing yang juga sedang memainkan permainan yang sama. Augmented Reality dapat memungkinkan kita untuk berbagi pengalaman, saat sesama teman melihat ke layar telepon anda.

Antara ketersediaan dan pemanfaatan

Meskipun Augmented Reality memiliki prospek yang lebih baik ketimbang Virtual Reality, harus ada “aplikasi hebat” yang dibutuhkan oleh semua orang, dengan cara sama saat telepon pintar menjadi sesuatu kebutuhan untuk keperluan navigasi dan potret memotret sehari-hari.

Sebaliknya, orang baru akan menemukan teknologi Augmented Reality sejalan dengan berjalannya waktu, mungkin beberapa tahun ke depan. Seseorang yang sedang merenovasi rumah atau pindah mungkin akan menemukan aplikasi perabot rumah tangga. Orang tua baru mungkin akan menemukan aplikasi pendidikan. Orang-orang itu mungkin akam berusaha untuk menemukan lebih banyak lagi aplikasi Augmented Reality untuk dicoba. Namun sekedar mendengar ketersediaan Augmented Reality bisa jadi tidak cukup untuk membuat orang mencoba.

Bayangkan sistem pembayaran lewat telepon pintar. Sebagian besar telepon pintar saat ini akan memiliki kemampuan tersebut, namun orang masih cenderung untuk menggunakan kartu debit atau kartu kredit saat berbelanja. Tidak diragukan lagi lebih banyak orang yang akan mencoba pembayaran lewat telpon pintar dan lebih banyak lagi pengecer yang akan menerima sistem pembayaran demikian, namun untuk menjadi sesuatu yang mudah ditemukan rasanya masih jauh.

Sama halnya dengan Augmented Reality, butuh waktu hingga teknologi ini benar-benar dapat diterima masyarakat. [ww/au]

XS
SM
MD
LG