Tautan-tautan Akses

Apa yang Berada di Balik Konflik Terbaru antara Serbia dan Kosovo?


Polisi melakukan patroli di jalan menuju desa Banjska di Kosovo, pada 24 September 2023, menyusul insiden penembakan yang terjadi di wilayah tersebut. (Foto: Reuters/Ognen Teofilovski)
Polisi melakukan patroli di jalan menuju desa Banjska di Kosovo, pada 24 September 2023, menyusul insiden penembakan yang terjadi di wilayah tersebut. (Foto: Reuters/Ognen Teofilovski)

Ketegangan antara Serbia dan Kosovo kembali berkobar pada akhir pekan lalu ketika sekitar 30 orang Serbia yang bersenjata lengkap membarikade diri mereka di sebuah biara Ortodoks di Kosovo utara, memicu baku tembak sepanjang hari dengan polisi yang menyebabkan satu polisi dan tiga penyerang tewas.

Bentrokan pada Minggu (24/9) adalah salah satu dari bentrokan yang terburuk sejak Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008. Bentrokan itu terjadi ketika Uni Eropa dan Amerika Serikat berusaha menengahi dan menyelesaikan perundingan selama bertahun-tahun mengenai normalisasi hubungan antara kedua negara Balkan itu.

Negara-negara Barat khawatir akan terjadinya kembali perang seperti perang tahun 1998-1999 di Kosovo yang merenggut lebih dari 10.000 nyawa dan menyebabkan 1 juta orang lebih kehilangan tempat tinggal.

Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menuduh Serbia mengirim para penyerang ke Kosovo. Presiden Serbia Aleksandar Vucic membantah hal itu, dan mengatakan bahwa orang-orang tersebut adalah orang Serbia Kosovo yang sudah muak dengan “teror Kurti.”

Berikut rangkuman mengenai konflik yang terjadi antara kedua negara dan hal yang mendasari bentrokan terbaru pada akhir pekan lalu.

Mengapa Serbia dan Kosovo berkonflik?

Kosovo adalah wilayah mayoritas etnis Albania yang merupakan bagian dari Serbia sebelum mendeklarasikan kemerdekaan. Pemerintah Serbia menolak mengakui status negara bagian Kosovo, meskipun mereka tidak mempunyai kendali secara formal di wilayah itu.

Sekitar 100 negara telah mengakui kemerdekaan Kosovo, termasuk Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat. Rusia, China dan lima negara Uni Eropa berada di pihak Serbia. Kebuntuan tersebut telah membuat ketegangan terus meningkat di wilayah Balkan itu menyusul pecahnya bekas negara Yugoslavia pada tahun 1990-an.

Apa akar penyebab dari konflik yang terjadi?

Konflik terkait wilayah Kosovo telah berlangsung selama berabad-abad. Warga Serbia menganggap Kosovo sebagai pusat agama dan kenegaraan. Sejumlah biara Kristen Ortodoks Serbia dari abad pertengahan berada di Kosovo. Para nasionalis Serbia melihat perang melawan Turki Ottoman pada 1389 sebagai bagian dari perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.

Sementara itu, mayoritas etnis Albania di Kosovo, di mana kebanyakan dari mereka beragama Islam, menganggap Kosovo sebagai negara mereka dan menuduh Serbia telah menduduki wilayahnya dan menekan mereka selama beberapa dekade.

Kepolisian Kosovo menunjukkan sejumlah senjata dan peralatan militer yang disita dalam operasi di Banjska, dekat Mitrovica, pada 25 September 2023. (Foto: Reuters/Laura Hasani)
Kepolisian Kosovo menunjukkan sejumlah senjata dan peralatan militer yang disita dalam operasi di Banjska, dekat Mitrovica, pada 25 September 2023. (Foto: Reuters/Laura Hasani)

Pemberontak Albania melancarkan pemberontakan pada 1998 untuk membebaskan wilayahnya dari cengkeraman Serbia. Respons Belgrade yang brutal terhadap aksi pemberontakan tersebut memicu NATO untuk melakukan intervensi pada 1999, dan memaksa Serbia untuk menarik pasukannya dan menyerahkan kendali kepada pasukan penjaga perdamaian internasional.

Saat ini terdapat sekitar 4.500 pasukan penjaga perdamaian di Kosovo, sebuah negara miskin dengan 1,7 juta penduduk di mana praktik korupsi banyak terjadi.

Bagaimana ketegangan yang terjadi saat ini?

Terdapat ketegangan yang berlangsung terus menerus antara pemerintah Kosovo dengan warga etnis Serbia, yang kebanyakan tinggal di wilayah utara Kosovo di mana mereka tetap menjaga hubungan erat dengan pemerintah di Belgrade. Mitrovica, kota utama di wilayah utara, terbagi menjadi dua wilayah yang masing-masing dikuasai oleh etnis Albania dan etnis Serbia. Kedua etnis warga di wilayah itu jarang sekali bersinggungan. Terdapat pula kantong penduduk etnis Serbia di selatan Kosovo.

Upaya pemerintah Kosovo untuk melakukan lebih banyak kontrol di wilayah utara biasanya akan menemui tentangan, dan situasinya memburuk pada awal tahun ini ketika warga etnis Serbia memboikot pemilu lokal yang digelar di wilayah itu. Mereka mencoba mencegah wali kota baru yang berasal dari etnis Albania untuk menjabat.

Sekitar 30 anggota pasukan perdamaian NATO dan lebih dari 50 warga etnis Serbia terluka dalam bentrokan pada awal tahun ini.

Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi konflik yang terjadi?

Sejumlah upaya internasional telah dikerahkan untuk mencari titik temu antara Serbia dan Kosovo, namun belum ada satupun kesepakatan komprehensif yang tercapai. Pejabat Uni Eropa dan Amerika Serikat telah memediasi negosiasi yang digelar untuk menormalisasi hubungan antara kedua negara sejak 2012.

Beberapa negosiasi yang berlangsung menghasilkan sejumlah pencapaian, seperti kebebasan beraktivitas tanpa melalui pos pemeriksaan dan membangun pasukan kepolisian multietnis di Kosovo. Namun, kesapakatan penggabungan multietnis dalam kepolisian Kosovo itu terhenti ketika Serbia menarik pasukannya tahun lalu untuk memprotes keputusan Kosovo yang melarang kendaraan yang memiliki plat nomor polisi Serbia.

Setelah muncul tekanan internasional, Perdana Menteri Kosovo Kurti membatalkan keputusan tersebut namun hal itu tidak membuat etnis Serbia kembali bergabung di kepolisian. [my/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG