Tautan-tautan Akses

Anggota Parlemen Oposisi Australia: Terlalu Berisiko Bawa Pulang Para Istri dan Janda Anggota ISIS


Orang-orang membawa payung saat berjalan di tengah hujan di Camp Roj, tempat kerabat orang-orang yang diduga anggota kelompok Negara Islam (ISIS) ditahan, di pedesaan dekat al-Malikiyah (Derik) di provinsi Hasakah timur laut Suriah, pada 4 Maret , 2021. (Delil SOULEIMAN / AFP)
Orang-orang membawa payung saat berjalan di tengah hujan di Camp Roj, tempat kerabat orang-orang yang diduga anggota kelompok Negara Islam (ISIS) ditahan, di pedesaan dekat al-Malikiyah (Derik) di provinsi Hasakah timur laut Suriah, pada 4 Maret , 2021. (Delil SOULEIMAN / AFP)

Para anggota parlemen oposisi mengecam pemulangan 17 wanita dan anak-anak dari kamp pengungsi al-Roj di Suriah Utara ke Australia.

Mereka adalah istri, putra dan putri militan ISIS yang tewas atau dipenjara. Mereka telah menghabiskan beberapa tahun di kamp-kamp penampungan di Suriah utara. Semua wanita itu telah diperiksa oleh badan intelijen Australia dan beberapa di antaranya dapat menghadapi tuduhan terkait terorisme. Para wanita itu diharapkan menyetujui perintah pengawasan yang membatasi pergerakan dan aktivitas mereka.

Para anggota parlemen oposisi di Australia berpendapat bahwa para wanita itu dapat menimbulkan ancaman keamanan nasional.

Menteri bayangan untuk urusan dalam negeri Karen Andrews mengatakan kepada lembaga siaran Australian Broadcasting Corp. Senin (31/10) bahwa memulangkan para wanita itu merupakan kesalahan.

“Terlalu berisiko mengirim personel Australia ke kamp untuk membawa wanita dan anak-anak ini keluar. Ada juga berbagai nasihat yang mengarah pada risiko keamanan jika dan ketika salah satu dari wanita dan anak-anak ini dibawa ke Australia dan biaya besar yang akan dikeluarkan,” jelasnya.

Kamalle Dabboussy adalah ayah dan kakek dari beberapa orang yang diterbangkan ke Sydney pada akhir pekan. Dia mengatakan kepada para wartawan pada hari Sabtu (29/10) bahwa putrinya Mariam ditipu untuk melakukan perjalanan ke Suriah oleh suaminya dan tidak memiliki hubungan dengan ekstremisme.

“Para pria pergi dan membawa wanita bersama mereka. Para pria itu telah meninggal atau berada di penjara dan para wanita kemudian ditinggalkan. Tidak ada bukti yang mengatakan bahwa putri saya bergabung dengan organisasi semacam itu,” terangnya.

Empat puluh wanita dan anak-anak Australia lainnya dapat dibawa pulang dari kamp-kamp yang dikuasai Kurdi di Suriah dalam beberapa bulan mendatang.

Kebijakan Australia itu mengikuti langkah serupa oleh Amerika Serikat, Inggris dan Kanada, yang telah memulangkan warga masing-masing dari Suriah. Negara-negara lain termasuk Prancis, Jerman dan Rusia juga telah melakukan kebijakan serupa.

Pada 2019, Australia melakukan misi rahasia untuk menyelamatkan delapan anak yatim piatu keturunan Australia, termasuk seorang remaja yang hamil, dari kamp-kamp di Suriah. [lt/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG