Tautan-tautan Akses

Anak Muda Jadi Target Perekrutan Teroris


Barang-barang bukti yang disita oleh Polda Jateng dari para tersangka di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (1/25).
Barang-barang bukti yang disita oleh Polda Jateng dari para tersangka di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (1/25).

Kelompok teroris saat ini sedang gencar meningkatkan perekrutan dari kalangan anak muda. Pihak kepolisian mengimbau tokoh masyarakat untuk membantu meluruskan pemahaman yang menyimpang tentang jihad.

Tertangkapnya tersangka teror yang masih belia, berusia antara 19 dan 22 tahun, di Klaten, Jawa Tengah, Selasa, mengundang keprihatinan banyak pihak.

Salah satu ketua Barisan Tolak Terorisme yang juga Mantan Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas, Rabu di Jakarta mengatakan kelompok teroris saat ini tampaknya memang sedang meningkatkan perekrutan dari kalangan anak muda. Menurut Nasir, para remaja dibujuk untuk melakukan jihad dengan berbagai cara, mulai dari ceramah dan diskusi agama, acara kemah, piknik, olahraga lari bersama, serta pendekatan pribadi.

Saat ini, tambah Nasir Abbas, memang telah muncul kelompok-kelompok teroris kecil dimana kelompok tersebut tidak memerlukan struktur yang konkrit. Yang diharapkan dalam kelompok ini adalah orang yang bisa bekerja dan mudah diatur.

Generasi muda inilah, yang menurut Nasir dinilai oleh kelompok teroris jauh lebih mudah direkrut. "Anak remaja di masa-masa itu sedang mencari jati diri, apalagi jika mereka diberi semangat, sehingga merasa punya kekuatan atau keberanian untuk menunjukkan diri mereka," ujar Nasir Abbas.

Oleh karena itu, menurut Nasir Abbas, Barisan Tolak Terorisme akan terus melakukan sosialisasi tentang bahaya terorisme bagi generasi muda di pesantren-pesantren, SMA dan juga kampus-kampus agar mereka dapat menangkis ajakan untuk masuk ke jaringan terorisme.

Barisan Tolak Terorisme adalah sebuah gerakan yang diprakarsai oleh Nasir Abbas dan Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Azumardi Azra.

Lebih lanjut, Nasir Abbas mengatakan peranan orang tua merupakan salah satu yang sangat penting dalam melindungi anak dari pengaruh jaringan terorisme.

Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar meminta masyarakat untuk terus mewaspadai pergerakan teroris.

Pihak kepolisian sangat mengharapkan adanya peranan dari tokoh-tokoh agama maupun tokoh masyarakat dalam meluruskan pemahaman-pemahaman yang menyimpang tentang jihad, sehingga masyarakat termasuk anak-anak muda tidak mudah menjadi bagian dari kelompok teroris.

"Memang penanggulangan terorisme ini harus komprehensi. Artinya, peranan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama betul-betul sangat diharapkan," kata Boy Rafli.

XS
SM
MD
LG