Tautan-tautan Akses

Amnesty International: Serangan terhadap Aktivis HAM Capai Titik Kritis


Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny ditahan oleh polisi saat memimpin demonstrasi di Moskow, akhir Maret lalu (foto: ilustrasi).
Tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny ditahan oleh polisi saat memimpin demonstrasi di Moskow, akhir Maret lalu (foto: ilustrasi).

Amnesty International meluncurkan kampanye untuk menyoroti apa yang dikatakannya sebagai situasi yang memburuk secara dramatis bagi aktivis hak asasi di seluruh dunia. Organisasi itu berharap kampanye, yang disebut Brave, itu akan mendesak pemerintah agar memenuhi komitmen perjanjian mereka kepada PBB dalam melindungi pembela hak asasi.

Organsiasi hak asasi Amnesty International mengatakan serangan terhadap aktivis HAM di seluruh dunia telah mencapai titik kritis. Angka dari program kampanye Front Line Defenders organisasi tersebut menunjukkan 281 orang tewas pada tahun 2016 karena membela HAM, dibanding pada tahun sebelumnya.

Guadalupe Marengo, kepala program Pembela HAM pada Amnesty International mengatakan, "Dalam konteks saat ini kita melawan mereka, tentang demonisasi, tentang serangan frontal penuh terhadap HAM, menurut saya sangatlah penting kita bersikap dan kami meminta pihak berwenang untuk segera menghentikan serangan-serangan itu."

Di Rusia, Amnesty mengatakan, penganiayaan terhadap aktivis HAM meningkat seiring larangan terhadap organisasi non-pemerintah.

Protes awal bulan ini menandai ulang tahun demonstrasi melawan Presiden Rusia Vladimir Putin. Beberapa aktivis HAM dipenjara. Aktivis politik oposisi Gennady Gudkov berbicara dalam demonstrasi itu di Moskow.

Gudkov mengatakan negara memprovokasi dan membuat kita melancarkan perlawanan yang lebih keras. Mereka menunjukkan bahwa undang-undang di Rusia tidak berarti apa-apa.

Marengo pada Amnesty International mengatakan efek serupa dalam perlakuan terhadap aktivis tampaknya akan berlanjut di beberapa negara.

"Pada minggu-minggu ini saja, Hungaria mencoba membuat rancangan undang-undang yang serupa dengan yang ada di Rusia, di mana akan sangat sulit untuk berserikat dan memperjuangkan HAM jika Anda mendapat dana dari sumber luar," ujar Marengo.

Turki dituduh tanpa alasan bertindak keras terhadap HAM setelah kudeta yang gagal tahun lalu. Sudah puluhan ribu orang ditangkap atau dipecat dari pekerjaan. Turki mengklaim, mereka adalah bagian dari persekongkolan besar anti-pemerintah.

Selain penangkapan, penculikan dan pembunuhan, menurut Amnesty, pembela HAM di seluruh dunia diserang melalui internet. Alat pemantau digunakan untuk melacak aktivitas. Kampanye kebohongan diluncurkan di media sosial untuk menggalang permusuhan.

Marengo menambahkan, "Mereka dituduh sebagai teroris, dituduh sebagai penjahat, dituduh membela imoralitas (kebejatan moral)."

Amnesty berharap kampanye Brave-nya akan menyoroti situasi yang memburuk bagi banyak aktivis HAM di seluruh dunia yang menurutnya adalah garis pertahanan terakhir dalam masyarakat bebas. [ka/al]

XS
SM
MD
LG