Tautan-tautan Akses

Amerika Tetapkan Bea Antidumping untuk Biodiesel Argentina dan Indonesia


Pompa bahan bakar biodiesel di stasiun pengisian bahan bakar di San Diego, California, 8 Januari 2015. (REUTERS/Mike Blake)
Pompa bahan bakar biodiesel di stasiun pengisian bahan bakar di San Diego, California, 8 Januari 2015. (REUTERS/Mike Blake)

Departemen Perdagangan Amerika menetapkan bea antidumping pendahuluan untuk impor biodiesel dari Argentina dan Indonesia setelah temuan awal menunjukkan produk yang digunakan sebagai bensin kendaraan bermotor ini dijual di bawah harga pasar di Amerika.

Bea antidumping ditetapkan antara 54.36 persen hingga 70.05 persen untuk biodiesel berbahan baku kedelai dari Argentina dan 50.71 persen untuk biodiesel dari bahan baku minyak sawit dari Indonesia, Departemen Perdagangan dalam pernyataanya Senin (23/10) seperti dilaporkan Reuters.

Menteri Perdagangan, Wilbur Ross, mengatakan dalam pernyataannya bahwa pemerintah Argentina telah meminta negosiasi dan pihaknya sedang bekerja untuk kemungkinan perjanjian-perjanjian untuk penundaan.

Kementerian Luar Negeri Argentina mengatakan bea baru tidak berdampak banyak karena bea anti subsidi pendahuluan sebesar 64.17 persen yang diterapkan pada Agustus telah “membuka akses ke pasar Amerika.”

"Kemungkinan penerapan bea masuk tambahan tidak memiliki efek praktis dalam arti akses ke pasar," kata Kementerian Luar Negeri Argentina kepada Reuters.

Pemerintahan Presiden Donald Trump memprioritaskan penegakan peraturan-peraturan perdagangan. Sejak Presiden Trump menjabat 20 Januari hingga 23 Oktober, Departemen Perdagangan telah mengeluarkan 73 penyelidikan bea antidumping dan antisubsidi, naik 52 persen dari tahun sebelumnya.

Produsen biodiesel Amerika mengajukan petisi kepada pemerintah awal tahun ini, mengatakan impor dari luar negeri masuk ke pasar Amerika dengan harga di bawah harga pasar dan merusak pasar produsen lokal.

Dewan Biodiesel Nasional, kelompok perdagangan yang mewakili produser seperti Archer Daniels Midland, memuji langkah tersebut dan mengatakan sudah bergabung dengan petisi untuk "menyelesaikan masalah banjir impor barang-barang bersubsidi dari Argentina dan Indonesia yang telah berakibat berkurangnya pangsa pasar dan menurunnya harga bagi produsen domestik."

Impor biodiesel dari Argentina dan Indonesia bernilai masing-masing sekitar 1,2 miliar dolar dan 268 juta dolar pada 2016, menurut data Departemen Perdagangan. Argentina memasok dua pertiga impor biodiesel Amerika pada 2016 dengan total volume 916 juta galon (3,5 miliar liter).

Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, sedangkan Argentina adalah salah satu eksportir produk kedelai terbesar di dunia.

Departemen perdagangan dijadwalkan untuk memberikan keputusan final bea antidumping pada 3 Januari.

Penerapan bea harus disertai temuan oleh Komisi Perdagangan Internasional AS bahwa impor tersebut merugikan produsen Amerika. Dengan temuan tersebut, bea masuk akan berlaku selama 5 tahun. [fw/au]

Recommended

XS
SM
MD
LG