Tautan-tautan Akses

Amerika Serukan Diakhirinya Konflik di Tigray


Para pengungsi Etiopia yang melarikan diri dari konflik di Wilayah Tigray tampak di kamp Umm Rakuba di negara bagian Gedaref, Sudan, 30 November 2020.
Para pengungsi Etiopia yang melarikan diri dari konflik di Wilayah Tigray tampak di kamp Umm Rakuba di negara bagian Gedaref, Sudan, 30 November 2020.

Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo, Senin (30/11), menyerukan penghentian seluruh pertempuran di Etiopia. Seruan itu muncul ketika Perdana Menteri Abiy Ahmed memuji pasukannya atas apa yang disebutnya sebagai kemenangan di ibu kota Mekelle, di kawasan Tigray.

“Saya sudah berbicara dengan Perdana Menteri Etiopia Abiy Ahmed dan menyerukan diakhirinya pertempuran di Tigray secara menyeluruh, dimulainya dialog dan dibukanya akses kemanusiaan yang bebas, aman dan tanpa hambatan,” cuit Pompeo di Twitter.

Klaim tentang terjadinya aksi kekerasan dan jumlah korban tewas tidak dapat dikonfirmasi karena terputusnya layanan internet dan telekomunikasi di Tigray sejak dimulainya pertempuran di kawasan itu. Abiy Ahmed telah mengumumkan ofensif militer terhadap pemerintah lokal di Tigray pada 4 November lalu, dengan mengatakan ini merupakan tanggapan terhadap serangan pasukan Tigray pada pangkalan militer federal di sana.

Pemimpin Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengatakan pada kantor berita Reuters bahwa pertempuran masih terus berlanjut.

Reuters pada Minggu (29/11) malam melaporkan pemimpin TPLF Debretsion Gebremichael mengklaim lewat pesan teks bahwa pasukannya telah menembak jatuh sebuah pesawat Etiopia dan merebut kota dari pasukan pemerintah federal.

Belum ada pernyataan tentang klaim itu, baik dari pihak pemerintah maupun militer. Sumber-sumber pemerintah mengatakan pemimpin TPLF masih buron.

Pihak berwenang juga belum mengkonfirmasi apakah ada korban tewas dalam ofensif pada Sabtu (28/11) pasca habisnya tenggat 72 jam yang diberikan kepada TPLF untuk menyerahkan diri. Namun, Komite Palang Merah Internasional mengatakan Ayder Refferal Hospital di Mekelle telah kehabisan kantung mayat.

Sementara para petugas bantuan pada Minggu mengatakan rumah-rumah sakit di Mekelle kini kehabisan pasokan medis untuk merawat korban luka-luka. Menurut ICRC, sekitar 80 persen pasien di rumah sakit menderita luka trauma. [em/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG