Tautan-tautan Akses

Al Gore Usulkan Indonesia Optimalkan Energi Panas Bumi


Mantan Wapres AS dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2007 menyampaikan pidatonya dalam KTT Asia-Pasifik untuk The Climate Project di Jakarta, Minggu, 9 Januari 2010.
Mantan Wapres AS dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2007 menyampaikan pidatonya dalam KTT Asia-Pasifik untuk The Climate Project di Jakarta, Minggu, 9 Januari 2010.

Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore mengatakan panas bumi dapat memenuhi kebutuhan listrik Indonesia, sekaligus memangkas emisi dunia.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rentan dengan perubahan iklim. Harapan masyarakat dunia, terutama dari negara-negara maju, adalah Indonesia tetap mampu melindungi hutan dari kerusakan alam dan manusia.

Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore menyampaikan demikian ketika membuka KTT The Climate Project se-Asia Pasifik, di Jakarta, Minggu. Selain itu, Gore menekankan pula, pentingnya penggunaan panas bumi untuk kebutuhan listrik di dunia, termasuk Indonesia, karena panas bumi adalah jenis energi alternatif tanpa karbon.

Sebagai negara ketiga dengan panas bumi terkaya, Gore menambahkan, "Indonesia dapat menjadi produsen utama listrik berbahan geothermal, yang juga diproduksi sekaligus untuk memajukan perekonomian."

Peraih Nobel Perdamaian 2007 ini juga menyebutkan Indonesia masih menghadapi persoalan pembabatan hutan gambut dan pembukaan lahan dengan menggunakan api. Kegiatan ini jelas berpengaruh pada peningkatan gas rumah kaca.

Meskipun demikian, Al Gore menyampaikan apresiasinya atas partisipasi aktif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam berbagai pertemuan mengenai pengurangan emisi global. Gore juga menyampaikan dukungannya bagi tekad Indonesia untuk menurunkan emisi sebanyak 26 persen pada tahun 2020.

Salah satu contoh pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga panas bumi.
Salah satu contoh pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan tenaga panas bumi.

Penggunaan panas bumi sejak lama dipertimbangkan oleh pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat. Beberapa proyek memang sudah dijalankan, tetapi ada pula yang pengaturannya di beberapa daerah belum maksimal.

Deputi Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup, Arief Yuwono, mengatakan, "Memang ada langkah-langkah yang lebih kongkrit lagi nanti, yaitu (menciptakan energi) bersih, berkelanjutan, dan bisa mensejahterakan masyarakat. Yang sudah dikerjakan di beberapa tenpat, seperti di Garut, Jawa Barat dan Bali Barat.”

Gore mendirikan The Climate Project pada tahun 2006, sebagai salah satu program Aliansi bagi Perlindungan Iklim. Misi dari lembaga ini adalah mendidik masyarakat tentang dampak merugikan dari perubahan iklim, serta mencari solusi bersama di tingkat akar rumput di seluruh dunia.

Pertemuan puncak berlangsung di Jakarta dari tanggal 8 hingga 10 Januri 2011. Sekitar 350 relawan dari 21 negara Australia, Tiongkok, dan India, menghadiri pertemuan di Jakarta ini.

XS
SM
MD
LG