Tautan-tautan Akses

Aktivis Serukan Protes Sementara Kesehatan Navalny Memburuk


Para aktivis Rusia menyerukan protes di Moskow hari Minggu (18/4), menuntut pembebasan tokoh oposisi Alexei Navalny.
Para aktivis Rusia menyerukan protes di Moskow hari Minggu (18/4), menuntut pembebasan tokoh oposisi Alexei Navalny.

Para aktivis pada hari Minggu (18/4) menyerukan protes di Moskow dan St. Petersburg, ketika kesehatan pemimpin oposisi Rusia yang dipenjara Alexei Navalny dilaporkan memburuk selagi melakukan mogok makan.

Alexei Navalny, 44 tahun, kritikus Presiden Vladimir Putin yang paling menonjol dan gigih, memulai mogok makan lebih dari tiga minggu lalu.

Pemogokan itu guna memprotes penolakan otoritas penjara untuk mengizinkan dirinya diperiksa oleh dokter swasta untuk diagnosis sakit punggung yang parah dan kehilangan rasa pada kakinya. Dinas penjara Rusia mengatakan dia sudah mendapatkan perawatan yang memadai.

Pada hari Sabtu, seorang dokter mengatakan hasil tes yang diterimanya dari keluarga Navalny menunjukkan kadar kalium yang meningkat tajam, yang dapat menyebabkan serangan jantung, dan tanda-tanda gagal ginjal. “Pasien kami bisa meninggal kapan saja,” kata dokter Yaroslav Ashikhmin.

Leonid Volkov adalah ahli strategi untuk Alexei Navalny. “Pernahkah Anda melihat bagaimana seseorang dibunuh? Anda telah melihatnya. Anda sedang melihatnya sekarang. Tidak peduli seberapa kuat keinginan kita untuk menjauh, mengabaikannya, dan mengubah topik, itu tidak akan menghilangkan fakta bahwa Alexei Navalny dibunuh dengan cara yang mengerikan di depan mata semua orang.”

Belum ada komentar langsung dari polisi atau pejabat pemerintah tentang seruan untuk protes itu, tetapi tanggapannya kemungkinan besar akan keras.

Polisi menangkap lebih dari 10.000 orang selama belangsung protes nasional pada bulan Januari yang menyerukan pembebasan Navalny.

Presiden Amerika Joe Biden pada hari Sabtu mengatakan bahwa perlakuan Rusia terhadap pemimpin oposisi yang dipenjara Alexei Navalny “sama sekali tidak adil” dan tidak pantas.

Berbicara kepada penyiar Prancis France 3, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, hari Minggu, mengatakan dia menganggap kondisi kesehatan Alexei Navalny di penjara 'sangat mengkhawatirkan'. “Saya menganggap situasi Navalny sangat mengkhawatirkan. Saya melihat bahwa benar-benar ada pergeseran otoriter di Rusia. Kasus Navalny ini adalah yang paling signifikan, paling simbolis, paling mencolok. Lawan politik ini, korban dari peracunan, dipenjarakan sekembalinya dari berobat, sekarang disingkirkan dari ibukota dengan masalah kesehatan yang serius. Itu tidak boleh terjadi.”'

Navalny, lawan Presiden Rusia Vladimir Putin yang paling gigih, melakukan aksi mogok makan sejak tiga minggu lalu.

Seorang dokter mengatakan kesehatannya memburuk dengan cepat dan kritikus Kremlin yang berusia 44 tahun itu mungkin di ambang kematian.

Navalny ditangkap pada 17 Januari ketika dia kembali ke Rusia dari Jerman, tempat dia menghabiskan waktu lima bulan untuk memulihkan diri dari keracunan zat saraf era Soviet yang dituduhkannya telah dilakukan oleh Kremlin.

Para pejabat Rusia membantah terlibat dan bahkan mempertanyakan apakah Navalny benar diracun. Beberapa laboratorium di Eropa telah mengukuhkan bahwa racun saraf novichok ditemukan pada tubuh Navalny. [lt/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG