Tautan-tautan Akses

Aktivis Oposisi Kovalkova Tinggalkan Belarusia Setelah Penangkapan


Olga Kovalkova, perwakilan Dewan Koordinasi kelompok oposisi Belarusia, memegang bunga saat mengikuti demo memprotes hasil pemilihan di Minsk, Belarusia, 22 Agustus 2020.
Olga Kovalkova, perwakilan Dewan Koordinasi kelompok oposisi Belarusia, memegang bunga saat mengikuti demo memprotes hasil pemilihan di Minsk, Belarusia, 22 Agustus 2020.

Aktivis oposisi Belarusia Olga Kovalkova tiba di Ibu Kota Polandia, Warsawa, pada Sabtu (5/9), mengatakan dia dipaksa oleh otoritas di negara asalnya untuk meninggalkan negara itu.

Kovalkova, seorang tokoh senior dalam Dewan Koordinasi yang beroposisi, divonis 10 hari penjara pada 25 Agustus.

Dia mengatakan pada Sabtu (5/9) bahwa pihak berwenang memberitahunya bahwa dia akan ditangkap lagi apabila tidak segera meninggalkan negara itu.

"Wakil-wakil milisia dan kementerian dalam negeri Belarusia mendatangi saya dan mengatakan bahwa apabila saya tidak setuju untuk pergi, saya akan menghadapi penangkapan yang lama... bahwa akan ada penangkapan lagi tanpa batas waktu," katanya dalam sebuah konferensi pers di Warsawa.

"Mereka mendatangi rutan dimana saya diisolasi, memberi saya topi, masker dan membawa saya keluar dari penjara, saya dibaringkan di kursi belakang, sehingga tidak bisa melihat apapun." Dia mengatakan dibawa ke perbatasan, di mana dia memasuki Polandia di penyeberangan perbatasan Kuznica-Bruzgi sebelum melakukan perjalanan ke Warsawa.

Kovalkova tiba di Polandia pada hari yang sama ketika pihak berwenang Polandia mengonfirmasi bahwa pemimpin oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya akan mengunjungi Warsawa pada Rabu (9/9). Tsikhanouskaya dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Mateusz Morawiecki.

Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko, yang berkuasa selama 26 tahun, telah menghadapi gelombang protes dari oposisi sejak memenangi pemilu pada 9 Agustus.

Dia membantah berbagai tuduhan dari pihak oposisi dan negara-negara Barat bahwa pemilu tersebut dicurangi dan dia juga menolak tuntutan untuk mundur.

Para pakar HAM dari PBB telah melaporkan menerima laporan ratusan kasus penyiksaan, pemukulan dan perlakuan sewenang-wenang oleh polisi terhadap para pengunjuk rasa Belarusia.

"Semua aktivitas ini tidak akan menghentikan saya, saya akan terus beraksi politik dan akan kembali ke Belarusia untuk melanjutkan aksi saya," kata Kovalkova. [vm/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG