Tautan-tautan Akses

Republik Afrika Tengah Butuh Bantuan Internasional


Pasukan perdamaian PBB asal Rwanda melakukan patroli di Bangui, ibukota Republik Afrika Tengah (foto: ilustrasi).
Pasukan perdamaian PBB asal Rwanda melakukan patroli di Bangui, ibukota Republik Afrika Tengah (foto: ilustrasi).

Pejabat PBB mengatakan Republik Afrika Tengah akan sulit menjadi negara yang stabil dan damai tanpa dukungan berkelanjutan dari masyarakat internasional.

Pejabat bantuan PBB mengatakan, mereka optimis dengan prospek Republik Afrika Tengah menjadi negara yang stabil dan damai; tetapi mereka mengakui bahwa ini akan menjadi tantangan yang akan memerlukan dukungan berkelanjutan dari masyarakat internasional.

Republik Afrika Tengah menyerempet dari krisis yang satu ke krisis lainnya selama dua dasawarsa terakhir. Negara ini merupakan salah satu negara yang termiskin di dunia dengan statistik sosial ekonomi yang menduduki peringkat paling bawah dalam setiap studi internasional.

Sebagai contoh, data PBB menunjukkan satu dari lima anak akan meninggal sebelum usia lima tahun, satu dari setiap 10 perempuan akan meninggal pada waktu melahirkan dan hampir setengah dari semua anak-anak yang tumbuh dewasa akan menderita kekurangan gizi yang kronis, sebuah petaka yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental jangka panjang.

Meskipun dijumpai statistik yang buruk ini, koordinator kemanusiaan PBB di Republik Afrika Tengah, Fabrizio Hochschild mengatakan, PBB yakin Republik Afrika Tengah adalah negara yang bisa berubah ke arah yang lebih baik dan negara ini telah melakukan beberapa langkah yang sangat penting ke arah itu.

"Negara ini telah berhasil memiliki pemerintahan yang terpilih secara demokratis, sebuah pemerintahan terbuka yang sadar dengan tantangan yang dihadapinya, sebuah pemerintah yang siap bekerja sama dengan masyarakat internasional. Di sana ada misi internasional terbesar, MINUSCA, yang bekerja di sana bermitra dengan Uni Afrika," ungkapnya.

Hochschild mengatakan, masyarakat internasional setuju dengan apa yang perlu dilakukan guna membuat Republik Afrika Tengah menjadi sebuah negara yang mandiri. Dia mencatat unsur-unsur itu tercermin dalam rencana pemulihan dan stabilisasi nasional lima tahun yang diluncurkan di Brussels pada 17 November dan berhasil menggalang dana sebesar $ 2,2 miliar.

Sementara perkembangan ini menggembirakan, Hochschild memperingatkan tidak ada perbaikan yang secara cepat dapat dirasakan hasilnya, tetapi ada kesempatan untuk menangani akar penyebab dari masalah yang dihadapi negara ini. Dia mengatakan Republik Afrika Tengah dapat menjadi mercu suar perdamaian di wilayah tersebut, asalkan masyarakat internasional tetap berkomitmen untuk bekerja sama dan mendukung negara itu dalam jangka panjangnya. [ps/jm]

Recommended

XS
SM
MD
LG