Tautan-tautan Akses

Afghanistan Bersiap untuk Pilpres di Tengah Ancaman Kecurangan dan Kekacauan


Sebuah papan iklan yang menggambarkan kandidat presiden Afghanistan Ashraf Ghani ditampilkan di Kabul, Afghanistan 25 September 2019. (Foto: Reuters/Mohammad Ismail)
Sebuah papan iklan yang menggambarkan kandidat presiden Afghanistan Ashraf Ghani ditampilkan di Kabul, Afghanistan 25 September 2019. (Foto: Reuters/Mohammad Ismail)

Di tengah-tengah keprihatinan karena kekerasan, kecurangan, dan kemungkinan kekacauan pasca-pemilihan, para kandidat presiden Afghanistan mengakhiri kampanye mereka pada Rabu (25/9). Hal itu dilakukan dua hari sebelum seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibuka pada hari Sabtu. Rangkaian kampanye telah dilakukan selama 60 hari.

Penentang petahana Presiden Ashraf Ghani telah menuduh ia menyalahgunakan sumber-sumber daya negara. Ghani akan bersaing untuk untuk memenangkan masa jabatan keduanya.

Abdullah Abdullah, salah satu kandidat yang memimpin, mengatakan Ghani akan kalah dalam pemilihan presiden tersebut. Ghani diyakini akan berusaha untuk meraih kemenangan lewat kecurangan. "Namun kami tidak akan membiarkannya," katanya. Abdullah telah berbagi kekuasaan dengan Ghani selama lima tahun terakhir.

Sementara kandidat lain, Gulbuddin Hekmatyar, memperingatkan konsekuensi mengerikan apabila pemilihan presiden tidak berjalan secara bebas dan adil. Hekmatyar adalah mantan pemimpin perang yang menerima tawaran Ghani untuk berdamai,

“Situasinya bisa menjadi tidak terkendali, dan baik pemerintah maupun pasukan asing tidak akan mampu menghentikannya,” demikian katanya kepada AP dalam sebuah wawancara. [jm/pp]

XS
SM
MD
LG