Tautan-tautan Akses

MUSIUM NASIONAL INDIAN <br> Oleh: Leon Howell - 2004-09-28


Lebih dari 20 ribu orang warga suku Indian datang meramaikan acara itu, dengan berparade mengenakan pakaian adat dan menari dengan iringan musik tradisional Indian. Orang orang Indian itu seolah mengatakan: Kami ada di sini, menatap masa depan! Upacara peresmian Musium Nasional Indian di Washington hari Selasa yang lalu itu merupakan puncak perencanaan selama 15 tahun, dan terwujudnya impian selama puluhan tahun. Peristiwa ini mencerminkan semakin bangkitnya komunitas dan kebudayaan suku Indian.

Gedung Musium Nasional Indian sangat unik. Bangunan yang dirancang seorang warga suku Indian Kanada bernama Douglas Cardinal ini penuh bentuk lengkungan, dindingnya dibuat dari batu kapur berwarna kuning kecoklatan, yang tampak seperti telah diterpa angin, hujan dan sinar matahari puluhan tahun, bagai sebungkah batu kapur di sebuah suaka Indian di Amerika bagian barat daya. Ruangan di dalam musium ini menayangkan 8.000 karya seni dan peninggalan sejarah Indian, yang dipilih dari sekitar sejuta obyek yang dilestarikan. Yang unik dalam musium ini, dan menimbulkan perdebatan, adalah bahwa kisah yang dipaparkan, benda yang ditayangkan, semuanya adalah dari sudut pandang suku Indian. Selama empat tahun, benda-benda yang ditayangkan di musium ini telah dibawa ke seluruh Amerika, untuk dimintakan pendapat dari orang orang Indian di seluruh negeri.

Richard W. West yang memimpin musium ini mengatakan, tujuannya adalah untuk menyanggah semua pandangan keliru mengenai suku Indian, untuk menegaskan bahwa suku Indian tidak punah, tetapi semakin bertambah, bahwa orang Indian tidak angkuh, tetapi ceria dan penuh tawa. Batasan mengenai apa orang Indian itu, tidak lagi ditetapkan oleh orang lain, tetapi oleh cendekiawan, seniman dan ahli nujum Indian sendiri.

Warga suku Indian sangat beragam. Di Amerika saja, pemerintah mengakui adanya 562 suku Indian. Seorang warga Indian menyatakan syukur bahwa orang mulai tahu bahwa orang suku Indian berbeda beda, ada yang perbedaannya begitu jauh ibarat perbedaan antara orang Cina dan Irlandia. Selain menayangkan benda-benda, Musium Nasional Indian juga mempertunjukkan film, memiliki perpustakaan besar, dan menyediakan ruangan untuk pertemuan-pertemuan, dan menjadi tempat untuk refleksi dan meditasi. Seperti dikatakan seorang warga Indian, musium ini bukan saja tempat menyimpan benda-benda kuno, tetapi menjadi penunjang masa depan suku Indian.

Ketika Christopher Columbus tiba pada tahun 1942, enam sampai 15 juta orang warga suku Indian tinggal di wilayah yang sekarang menjadi Amerika Serikat. Pendatang dari Eropa menularkan penyakit, pemerintah Amerika melancarkan perang yang tidak seimbang, dan banyak orang Indian yang dipaksa tinggal di wilayah wilayah tandus. Pada tahun 1900, hanya 250.000 warga Indian yang masih tersisa. Tetapi dalam beberapa dasawarsa terakhir, orang-orang Indian mengalami kebangkitan politik dan budaya. Beberapa suku mendapat dana jutaan dolar hasil kasino. Kepemimpinan baru Indian menciptakan lapangan kerja dalam usaha-usaha kecil. Pada tahun 2002, di Amerika diperkirakan ada 2,4 juta orang warga Indian, dua pertiga di antaranya tinggal di kota kota.

Selama berlangsungnya perayaan enam hari sehubungan dengan pembukaan Musium Nasional Indian, kehidupan sehari-hari berjalan terus. Para calon dalam pemilu berusaha mendapatkan suara pemilih Indian, yang berperan penting di negara bagian di mana terdapat populasi besar suku Indian. Pada hari peresmian Musium Nasional Indian, para tetua Indian yang datang untuk menghadiri upacara itu memberikan pernyataan di depan Kongres mengenai isu-isu yang mereka anggap penting. Statistik kesehatan yang menyedihkan, kegagalan pemerintah memenuhi perjanjian untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga suku Indian, termasuk di antara isu yang paling utama.

Musium Nasional Indian, sesuai dengan tradisi Indian, menghadap ke timur, dan berhadapan dengan Gedung Kongres. Ben Nighthorse Campbell, satu satunya orang Indian yang menjadi anggota Kongres, menghadiri sidang dengan mengenakan penutup kepala dari bulu bulu burung, dan baju dari kulit rusa, yang dikenakannya dalam upacara peresmian musium. Bangsa Indian memiliki berbagai suara. Lebih dari enam juta orang yang diperkirakan akan mengunjungi musium ini setiap tahun, akan mendengar suara itu di Musium Nasional Indian di Washington DC.

Adaptasi oleh Djoko Santoso

XS
SM
MD
LG