Para pakar keamanan mengatakan para teroris yang menyusup lewat perbatasan di Asia Tenggara menggunakan paspor palsu karena pihak imigrasi gagal mengenali dokumen-dokumen yang tampak mencurigakan. Berbicara di sebuah konferensi keamanan di Kuala Lumpur, Malaysia, hari ini, para pejabat mengatakan teknologi komputer menjadikan pemalsuan dokumen-dokumen resmi lebih mudah bagi para pemalsu. Patricia Moss, seorang pemeriksa dokumen pada Departemen Imigrasi Australia, mengutarakan adalah penting bagi para pejabat imigrasi untuk mengetahui bagaimana dokumen-dokumen perjalanan dipalsukan. Puluhan para pejabat dari Brunei, Timor Timur, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura dan Vietnam menghadiri konferensi 4 hari, di mana para pakar keamanan Australia memberikan pelatihan mengenai dokumen-dokumen palsu. Pelatihan tsb berlangsung di Pusat Perlawanan Terorisme Regional Asia Tenggara, yang didirikan oleh AS di Malaysia.