Presiden Muslim Sunni di Irak mengatakan ulama radikal Shiah Moqtada al-Sadr bisa ikut dalam politik Irak jika ia dibebaskan dari tuduhan membunuh dan membubarkan milisi gelap-nya.
Ghazi al-Yawar hari ini mengatakan “tidak ada istilah terlambat bagi siapapun di Irak” dan menyambut baik berita bahwa ulama itu mempertimbangkan bergabung dalam proses politik daripada mengangkat senjata. Moqtada al-Sadr memimpin pergolakan melawan pasukan koalisi di Irak tengah dan selatan.
Di Washington, Presiden Bush mengatakan terserah kepada pemerintah interim Irak untuk berurusan dengan Moqtada dalam cara yang dianggapnya sesuai. Ia mengatakan manakala Amerika menyerahkan kedaulatan, ini akan berarti kedaulatan penuh.