Tautan-tautan Akses

FOREIGN STUDENTS and COMMUNITY SERVICE - 2003-07-29


Banyak perguruan tinggi di Amerika mengatakan jumlah mahasiswa asing yang melanjutkan pendidikan di Amerika akan berkurang. Mengapa? Dan bagaimana cara sekolah-sekolah di Amerika menanamkan pada siswanya keinginan untuk membantu orang yang kurang beruntung.

Mahasiswa asing sangat berharga bagi Amerika Serikat. Banyak yang berpartisipasi dalam riset penting. Umumnya mereka membayar penuh uang kuliah. Ini membantu anggaran universitas di Amerika. Para mahasiswa internasional dan keluarga mereka memasukkan uang sebanyak 12-ribu juta dolar ke dalam perekonomian Amerika tahun lalu, demikian menurut Institute of International Education, yang kantor-pusatnya di New York.

Kini, banyak universitas prihatin bahwa jumlah mahasiswa asing yang mendaftar ke perguruan tinggi akan berkurang untuk tahun ajaran berikutnya. Kuliah tahun ajaran baru biasanya dimulai bulan Agustus atau September. Keprihatinan ini pada antara lain menurunnya jumlah mahasiswa yang bermaksud mengikuti program bahasa Inggris intensif sebelum masuk kuliah.

Kurang lebih 50 persen akademi anggota Perhimpunan Amerika bagi Program Bahasa Inggris Intensif disurvei bagi sebuah studi online pada bulan Mei. Para anggotanya menduga bahwa mahasiswa yang mendaftar akan berkurang 19 persen dibandingkan dengan Mei tahun lalu. Dan mereka memperkirakan jumlah mahasiswa asing yang mendaftar tahun ini berkurang 30 persen dibandingkan dengan tahun 2001.

Menurut anggota perhimpunan itu salah satu alasan atas kemungkinan berkurangnya jumlah mahasiswa asing di Amerika adalah karena sekarang pihak Amerika agak lamban dan lebih ketat dalam memberi visa masuk ke Amerika. Penjagaan keamanan telah meningkat sejak serangan teroris tanggal 11 september, 2001. Pihak peguruan tinggi juga menyalahkan berbagai masalah lain seperti wabah SARS.

Dalam beberapa tahun ini, jumlah mahasiswa yang melanjutkan studinya di Amerika meningkat. Menurut Insititute of International Education, empat persen dari semua mahasiswa Amerika terdiri dari mahasiswa asing. Dikatakan jumlah mahasiswa internasional mencapai 580-ribu, rekor tertinggi tahun lalu. Jumlah terbesar dari India. Sebelum tahun lalu mahasiswa asing terbanyak berasal dari cina.

Sudah beberapa tahun ini, mahasiswa di negara-negara lain bisa memperoleh pendidikan Amerika tanpa meninggalkan kamoung halaman mereka. Beberapa perguruan tinggi menawarkan gelar akademik melalui online. Termasuk diantaranya Jones International University di Englewood, Colorado, dan University of Phoenix di Arizona.

Universitas George Washington di Washington, D.C, saat ini menyediakan program online untuk para anggota keluarga kerajaan di Arab saudi.

Jutaan siswa Amerika mengikuti berbagai program untuk membantu komunitas mereka..Program ini termasuk dalam kurikulum sebagai bagian dari pendidikan mereka. Proyek membantu komunitas ini termasuk membuat lingkungan hidup lebih nyaman dan sehat dan membagi-bagikan makanan kepada para tuna-wisma. Banyak sistem sekolah di Amerika kini mengharuskan siswanya melakukan kerja-sukarela ini untuk bisa dinyatakan lulus.

Para siswa yang terlibat dalam proyek “community service” ini selain menguntungkan komunitas mereka juga menguntungkan bagi mereka pribadi. Mereka belajar tahu akan kebutuhan orang lain dan cara kerja organisasi amal. Sebagian perguruan tinggi malah akan memperhitungkan kerja-suka rela untuk menyarakat ini dalam menerima mahasiswa.

Banyak sekolah di Amerika menyediakan kursus yang disebut “service-learning.” Program pendidikan ini mengajarkan metoda untuk membantu komunitas.

SMU Nicholas Senn di Chicago, Illionois termasuk di antara sekolah semacam itu. Atas program “service-learning” itu SMU Nicholas Senn memperoleh penghargaan nasional. Siswa SMU itu semuanya beprestasi tinggi dalam studi mereka ketika program ini dimulai tahun 1997. Menurut para guru, melakukan tugas sukarela bagi komunitas mereka, membuat banyak siswa lebih giat belajar di sekolah.

Para guru biasanya mengaitkan materi pelajaran dengan kebutuhan komunitas sekarang ini. Umpamanya guru sejarah mengemukakan tentang isu kelaparan di beberapa komunitas Amerika. Kemudian, para siswa menyediakan tenaga mereka di pusat penyaluran pangan bagi orang miskin.

Siswa SMU Nicholas Senn berasal dari 75 negara. Mereka semuanya berbicara dalam 50 bahasa. Bahkan siswa yang baru saja tiba dari negara lain melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk komunitas mereka.

SMP Wilkinson di Middleburg, Florida, juga memperoleh penghargaan atas program “service-learning” nya. Siswanya yang berusia antara 12 dan 13 tahun kini memegang dua proyek besar. Mereka ikut mencari cara terbaik untuk menanam pohon ke lahan yang dulunya digunakan untuk menambang titanium. Mereka juga mengetes pencemaran air Sungai Saint Johns yang berdekatan dan melaporkan hasilnya kepada pengawas air setempat.

Bukan hanya SMU negeri di Amerika yang mengharuskan siswanya melakukan “community service” ini banyak juga sekolah agama yang memasukkannya ke dalam kurikulum.

Diterjemahkan oleh: Irna Sinulingga

XS
SM
MD
LG