Ayatollah Mohammad Baqir al-Hakim, kepala dewan tertinggi revolusi Islam di Irak, kembali ke negerinya setelah tinggal lebih dari 20 tahun dalam pengasingan di Iran. Al-Hakim dan kelompoknya adalah penentang terbesar pemerintahan Saddam Hussein; dan kata para analis, tindakan al-Hakim yang berikutnya akan menentukan apakah Irak akan menjadi sebuah negara demokrasi, negara sekuler atau negara Islam. Kata Ayatollah al-Hakim kepada para pengikutnya di Iran, masa depan Irak berada di tangan Islam, karena kira-kira 60 persen penduduknya adalah warga Islam Syiah. Tugas mempertahankan kemerdekaan Irak adalah tantangan paling besar yang sedang dihadapi warga Irak, katanya. Dewan tertinggi revolusi Islam Irak itu menentang kehadiran pasukan asing di Irak, tapi ikut dalam pertemuan yang diatur oleh Amerika untuk menyusun pemerintahan sementara di Irak.