Presiden Russia, Vladimir Putin dan Wakil Presiden Cina, Hu jintao telah menyatakan bersama, bahwa perjanjian rudal anti-balistik tahun 1972 tetap merupakan apa yang mereka sebut “batu landasan” bagi stabilitas internasional. Hu Jintao adalah orang yang secara luas diduga akan menjadi Presiden Cina berikutnya. Seorang pejabat tinggi Kremlin mengatakan, Wakil Presiden Hu Jintao dan Presiden Putin yang mengadakan pertemuan pada hari Sabtu kemarin (27/10) juga membahas kampanye yang sedang dilangsungkan terhadap terorisme dan kemungkinan pemerintahan sesudah Taleban di Afghanistan. Cina dan Russia kedua-duanya telah menentang sistem pertahanan rudal yang diusulkan Amerika, namun seorang pejabat tinggi Gedung Putih mengatakan, para pemimpin Russia “sudah mulai melihat” bahwa rencana Amerika itu bukan ancaman terhadap Moskow.