Para penyusun undang-undang Macedonia, hari ini mulai memperdebatkan lagi mengenai rencana perdamaian yang didukung Barat, bertujuan untuk mengakhiri pemberontakan orang etnik Albania yang mengancam terpecah belahnya negara Balkan itu. Presiden Macedonia, Boris Trajkovski mengatakan, timbul resiko perang terbuka , kalau Parlemen tidak mau meratifikasi perjanjian damai, yang bulan ini ditandatangani oleh para pemimpin dari kelompok minoritas etnik Albania dan kelompok mayoritas Macedonia.
Perdebatan di Parlemen mulai berlangsung hari Jumat setelah para pejabat NATO melaporkan bahwa tentara sekutu telah menyelesaikan tugas melucuti senjata mereka tahap pertama, mengumpulkan sepertiga dari jumlah senjata yang setuju diserahkan oleh orang-orang etnik Albania bersenjata. Nato bertujuan untuk mengumpulkan seluruhnya 3300 senjata. Sidang dilanjutkan hari Sabtu (1/9) ini. Perdebatan parlemen itu diperkirakan akan berlangsung beberapa hari. Sidang hari Jumat kemarin ditangguhkan lebih dari enam jam oleh ratusan pengunjuk rasa nasionalis Macedonia. Perdebatan itu dibuka meskipun ada sengketa antara Nato dan banyak pejabat Masedonia mengenai jumlah senjata yang dimiliki orang-orang bersenjata etnik Albania yang mulai melancarkan pemberontakan mereka bulan Februari.