Tiongkok menyambut hasil konperensi iklim di Copenhagen, walaupun tidak ada perjanjian tertulis tentang pengurangan emisi gas karbon yang akan dicapai.
Kata menteri LM Yang Jiechi, kata sepakat yang dicapai di Copenhagen itu adalah langkah positif dalam usaha mengakui adanya perbedaan pendapat tentang tanggung-jawab antara negara kaya dan negara berkembang.
Kata sepakat Copenhagen dicapai hari Sabtu setelah diadakan perundingan marathon antara Amerika, Tiongkok, India, Brazil dan Afrika selatan.
Kata sepakat itu mengatakan, gas-gas rumah kaca dan emisi lainnya harus dikurangi untuk mencegah naiknya suhu bumi lebih dari dua derajat Celsius. Tetapi tidak disebutkan langkah-langkah spesifik untuk mencapai tujuan itu.
Tiongkok dan Amerika adalah
penyumbang terbesar peningkatan suhu bumi. Presiden Barack Obama menyebut kata
sepakat itu sebagai suatu trobosan untuk mengontrol peningkatan suhu bumi, tapi
itu saja belumlah cukup, katanya.
Kata sepakat Copenhagen
itu menjanjikan bantuan negara kaya sebanyak 30 milyar dollar untuk membantu
negara berkembang mengurangi emisi gas rumah kaca dalam tiga tahun mendatang. Kata
sepakat itu juga menyebut bantuan akan ditingkatkan sampai 100 milyar dollar
menjelang tahun 2020.