Tentara menguasai istana presiden di ibukota Madagaskar, Antananarivo Senin petang tidak lama setelah pemimpin oposisi Andry Rajoelina berseru supaya Presiden Marc Ravalomanana ditangkap. Presiden tidak berada di istana ketika tentara menyerbu ke sana petang itu dan memerintahkan semua orang keluar dari istana itu.
Presiden Ravalomanana berlindung di satu istana lain di ibukota itu. Kantor berita Associated Press mengatakan tentara di istana yang kedua itu telah memerintahkan semua pendukung presiden supaya mencabut semua halang-rintang. Namun, menurut kantor berita itu, belum jelas apakah tentara juga bermaksud memasuki istana tersebut.
Dalam pada itu – kantor berita Prancis mengutip seorang pejabat tinggi keamanan mengatakan ada beberapa di antara 500 orang pengawal istana Presiden Ravalomanana yang membelot.
Awal hari Senin Rajoelina berseru kepada alat keamanan
untuk menangkap Presiden Ravalomanana atas tuduhan melakukan pengkhianatan
tingkat tinggi. Rajoelina menuduh presiden beralih menjadi diktator dan sudah
berulangkali menuntutnya turun.
Rajoelina mengatakan pada siaran televisi nasional krisis politik di negara itu hanya dapat diselesaikan dengan pengunduran diri presiden.
Presiden Ravalomanana telah menandaskan ia tidak akan mundur. Uni Afrika hari Senin mengatakan bahwa usaha oposisi hendak menyingkirkan Presiden Ravalomanana adalah sama dengan usaha kudeta.